Tak Hanya Digital Skill, Apa Saja Tuntutan Industri untuk Mahasiswa?
Yunike Purnama - Kamis, 06 Oktober 2022 05:48JAKARTA - Perubahan zaman lewat proses digitalisasi menuntut para mahasiswa untuk mengembangkan banyak keahlian baru. Namun, Director Pijar Foundation Ageng Sajiwo menilai, mahasiswa harus mau memperkaya kompetensi di luar digital skill.
"Terkait skill, saat ini yang jelas essential skill sangat penting, yang mana dimulai dari empati, teknologi, digital skill, communication skill, itu semua wajib," ujar Ageng dikutip Rabu, 5 Oktober 2022.
Menurut dia, mahasiswa harus mau meramu seluruh kompetensi itu. "Jadi apapun permintaan ke depan, esensial skill tinggal dirakit aja, udah bisa menjadi skill baru yang bisa digunakan saat ini," imbuhnya.
- September 2022, SWI Temukan 18 Entitas Investasi Bodong dan 105 Pinjol Ilegal
- Pemkot Bandar Lampung Tidak Membuka Seleksi PPPK 2022
- Kuota Pertalite dan Solar Subsidi Ditambah Penuhi Kebutuhan hingga Akhir Tahun
Ageng mengatakan, Pijar Foundation ingin menjembatani gap antara lulusan universitas dengan industrial demand. "Untuk saat ini memang kita mulai based on masalah adanya gap lulusan universitas dengan industri. Jadi memang tidak relevan dari lulusan manapun, baik universitas gede maupun kecil," sebutnya.
Salah satu caranya, Pijar Foundation terus menggalakkan program Future Skills yang kini sudah masuk ke dalam batch 6, untuk menggenjot upskilling dan reskilling generasi milenial yang kini duduk di bangku kuliah.
Dalam pelaksanaannya, Pijar Foundation juga telah menggaet berbagai mitra strategis dari korporasi besar baik dalam dan luar negeri, seperti Microsoft sampai Gojek.
"Di situ Future Skills berusaha menjembatani, bagaimana teman-teman kampus disrupt keluar dari kampus bisa tetap diterima (oleh industri). Kita coba training teman-teman yang unggul, dan ajak akademisi, dosen-dosen, pelaku industri sekitar sehingga bisa saling membangun," tutur Ageng. (*)