Sepekan Terakhir Harga Minyak Dunia Turun 1,5 Persen

Yunike Purnama - Sabtu, 20 Agustus 2022 15:03
Sepekan Terakhir Harga Minyak Dunia Turun 1,5 PersenIlustrasi kilang minyak lepas pantai. (sumber: Reuters )

AS - Penurunan harga minyak dunia selama sepekan terakhir diduga karena dipicu kekhawatiran perlambatan ekonomi yang bakal melemahkan permintaan akan komoditas tersebut. 

Selain itu turunnya harga minyak mentah disebabkan oleh kurs dolar AS yang terus menguat. 

Pada pekan ini yakni sepanjang 15-19 Agustus 2022, harga minyak WTI telah turun 1,4 persen dan jenis Brent turun 1,5 persen. Penurunan harga minyak disebabkan oleh kegelisahan akan terjadinya resesi

Adapun harga minyak sempat melonjak di tengah komentar Presiden Federal Reserve Richmond, Thomas Barkin, yang mengatakan dorongan untuk menaikkan suku bunga juga perlu diimbangi dengan dampak kenaikan suku bunga terhadap perekonomian.

Meski begitu, harga minyak mentah kemudian turun karena kekhawatiran investor tentang kenaikan suku bunga yang akan datang menetap kembali.

Adapun penguatan dolar AS mencapai level tertinggi selama lima minggu. Hal ini juga yang membatasi kenaikan minyak mentah, sebab minyak menjadi lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain.

Jim Ritterbusch, dari perusahaan penasihat perdagangan minyak Ritterbusch and Associates, menyatakan harga minyak telah mampu mengabaikan dolar yang kuat pada setiap sesi tertentu.

"Tren dolar yang kuat yang diperpanjang akan menimbulkan hambatan besar terhadap kenaikan harga minyak yang berkelanjutan," ucapnya dikutip dari Reuters pada Sabtu, 20 Agustus 2022.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Haitham Al Ghais, yakin permintaan minyak hingga 2023 akan tetap tinggi. OPEC ingin memastikan Rusia tetap menjadi bagian dari kelompok OPEC+, kata Al Ghais menjelang pertemuan 5 September 2022 mendatang.

Adapun pasokan minyak dunia sebetulnya bisa diperketat lagi ketika pembeli Eropa mulai mencari pasokan alternatif untuk menggantikan minyak Rusia menjelang sanksi Uni Eropa yang berlaku mulai 5 Desember 2022 Hal tersebut disampaikan oleh konsultan FGE dalam sebuah catatan. "Kami menghitung Uni Eropa perlu mengganti 1,2 juta barel per hari impor minyak mentah Rusia melalui laut dengan minyak mentah dari wilayah lain."

Bila merujuk data awal pekan, persediaan minyak mentah AS turun tajam karena produsen utama dunia itu mengekspor rekor 5 juta barel minyak per hari pekan lalu. Adapun perusahaan-perusahaan minyak mendapat permintaan dari negara-negara Eropa yang ingin menggantikan minyak mentah Rusia

Meski begitu, jumlah rig minyak AS menunjukkan tak ada perubahan yakni 601 rig minggu ini. Baker Hughes Co menilai hal itu karena perusahaan-perusahaan energi perlahan-lahan meningkatkan produksi ke tingkat pra-pandemi dengan produksi minyak serpih pada September diperkirakan akan mencapai level tertinggi sejak Maret 2020.

Sedangkan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) memangkas posisi net long minyak mentah AS dan posisi opsi di New York dan London sebesar 18.389 kontrak menjadi 154.824 dalam pekan hingga 16 Agustus. (*)

Editor: Yunike Purnama
Tags resesi ekonomiBagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS