Rupiah Diprediksi Melemah Karena Imbas Data Tenaga Kerja AS
Redaksi - Kamis, 03 Agustus 2023 12:27JAKARTA - Nilai kurs rupiah berpeluang bergerak melemah pada perdagangan hari ini, Kamis, 3 Agustus 2023. Rupiah hari ini terdampak data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) terbaru yang bisa memicu kenaikan suku bunga lebih lanjut dari The Federal Reserve (The Fed).
Menurut data perdagangan Bloomberg, nilai kurs rupiah dibuka melemah 18 poin di posisi Rp15.193 per-dolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, Rabu, 2 Agustus 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 60 poin di level Rp15.175 per-dolar AS.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, nilai kurs rupiah berpotensi melemah seharian karena data tenaga kerja AS yang lebih baik dari ekspektasi pasar.
Menurut laporan Automatic Data Processing, Inc (ADP), pemerolehan pekerjaan di sektor swasta mencapai 324.000 pada bulan Juli 2023.
- Perusahaan Perlu Berikan Laporan dan Audit Dalam Penerapan ESG
- Telkomsel Hadirkan Paket Roaming RoaMax Asia-Australia
- Konsumsi DHA Dapat Bantu Cegah Gangguan Pendengaran
Walaupun lebih rendah dari 455.000 pemerolehan kerja yang tercatat pada bulan sebelumnya, angka tersebut berada jauh di atas ekspektasi Dow Jones yang memprediksi pemerolehan pekerjaan sebanyak 175.000.
Data ketenagakerjaan yang positif ini pun dikatakan Ariston dapat mendorong rupiah untuk melemah karena adanya potensi yang lebih besar bagi The Fed untuk mengerek suku bunga dalam rangka meredam inflasi yang belum mencapai target.
"Data ketenagakerjaan yang bagus ini bisa memicu kenaikan suku bunga acuan AS lagi," ujar Ariston kepada TrenAsia, Kamis, 3 Agustus 2023.
Selain itu, indeks-indeks saham di kawasan Asia seperti Nikkei dan Kospi pun masih bergerak negatif pagi ini sehingga semakin memicu pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Pada perdagangan kemarin, rupiah melemah karena adanya dorongan sentimen dari lembaga pemeringkat Fitch Ratings yang menurunkan peringkat utang AS dari AAA menjadi AA+.
Penurunan peringkat ini mengindikasikan potensi penurunan fiskal di negeri Paman Sam selama tiga tahun ke depan dan mengancam kemampuan pemerintah dalam membayar utangnya.
Dengan faktor-faktor yang disebutkan di atas, Ariston memperkirakan rupiah vergerak melemah ke arah Rp15.200 per-dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp15.150 per-dolar AS.(*)