Pesan WHO Untuk yang Disuntik Vaksin Sinovac
Yunike Purnama - Minggu, 10 April 2022 12:25PROGRAM vaksinasi booster sudah dilakukan di dunia dan Indonesia sejak beberapa waktu terakhir. Khusus untuk penerima vaksin primer Sinovac, WHO juga mendorong untuk menerima dosis ketiga.
Menurut Badan Kesehatan Dunia itu, booster dapat melindungi tubuh dari virus Covid-19. Sebab ditemukan adanya penurunan kekebalan dari vaksin jenis inactivated yang digunakan.
Rekomendasi ini dirilis setelah Strategic Advisory Group Experts (SAGE) untuk imunisasi melakukan pertemuan beberapa waktu lalu untuk mengevaluasi kebutuhan vaksin booster.
Sebagai informasi vaksin jenis inactivated menggunakan cara mengambil virus SARS-CoV-2 dan menonaktifkan atau membunuhnya dengan bahan kimia, panas atau radiasi. Cara ini merupakan salah satu yang populer digunakan untuk membuat vaksin dalam dunia kesehatan.
- Besaran THR untuk Karyawan Tetap, Pekerja Kontrak dan Buruh Lepas
- Promo Ramadan Berkah PLN, Tambah Daya untuk Rumah Ibadah Cuma Rp150 Ribu
- Tebar Manfaat, FKPPIB Bersih-Bersih Masjid dan Berbagi Takjil
WHO memang tak menyebut nama vaksin dalam laporan tersebut. Namun sejauh ini hanya ada dua jenis vaksin inactivated dan mengantongi emergency use listing (EUL) dari WHO, yakni Sinovac Coronavac dan Sinopharm dengan nama BBIBP-COrV.
Ketua SAGE Alejandro Cravioto mengatakan vaksin memberikan tingkat perlindungan yang kuat pada penyakit parah. Setidaknya dalam waktu enam bulan, walaupun menurut data kekebalan untuk penyakit parah berkurang untuk masyarakat lanjut usia dan mereka dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya.
"Untuk saat ini kami terus mendukung perlunya pemerataan distribusi (vaksin) dan penggunaan dosis ketiga hanya pada mereka yang bermasalah kesehatan atau orang yang telah menerima vaksin inactivated" ujar Alejandro Cravioto, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu, Direktur Departemen Imunisasi WHO, Kate O'Brien mengatakan vaksin memberikan perlindungan sangat baik selama enam bulan setelah pemberian dosis kedua. Namun ada penurunan kecil dan sedang dalam perlindungannya.
Di sisi lain, penelitian yang dilakukan di Brasil dan Universitas Oxford ini menemukan bahwa vaksin Sinovac mendapatkan penguat (booster) yang lebih baik dari vaksin platform vektor (AstraZeneca dan Johnson & Johnson) atau vaksin platform mRNA (Pfizer dan Moderna) dalam melawan Covid-19 termasuk varian Omicron dan Delta.
- Waspadai Penipuan Berkedok Arisan, Berikut Ciri-cirinya!
- Sharing Session PTPN VII, Buka Wawasan Karyawan Baru
- Konser Langit Kampus IIB Darmajaya, Ustadz Hannan Attaki Ajak Anak Muda Lampung Hijrah
"Studi ini memberikan pilihan penting bagi pembuat kebijakan di banyak negara di mana vaksin menggunakan virus tidak aktif (Sinovac dan Sinopharm) telah digunakan," kata pemimpin studi, Andrew Pollard yang juga direktur Oxford Vaccine Group seperti dikutip dari Reuters, Minggu, 10 April 2022.
Dari penelitian ini ditemukan bahwa dosis ketiga Sinovac juga meningkatkan antibodi, tetapi hasil lebih baik diperoleh bila pengguna vaksin Sinovac menggunakan booster vaksin merek berbeda, menurut penelitian terbaru yang melibatkan 1.240 sukarelawan dari kota Sao Paulo dan Salvador di Brasil.
Indonesia sendiri diketahui menggunakan vaksin Pfizer, vaksin Moderna dan AstraZeneca sebagai vaksin booster untuk penerima vaksin Sinovac. Ukurannya setengah dosis dari yang biasa diberikan.(*)