Pernah Ada Dua Gunung Super Seukuran Tiga Kali Himalaya di Bumi, Ini Buktinya
Eva Pardiana - Jumat, 04 Februari 2022 23:02BANDARLAMPUNG – Dua kali dalam sejarah planet kita, bumi memiliki jajaran gunung kolosal yang menjulang setinggi Himalaya, tetapi membentang lebih luas ribuan mil. Puncak mereka keluar dari bumi dan membelah superbenua kuno menjadi dua. Ahli geologi menyebutnya "supermountains."
“Tidak ada yang seperti dua gunung super ini hari ini,” kata Ziyi Zhu, seorang mahasiswa pascadoktoral di The Australian National University (ANU) di Canberra dan penulis utama studi baru tentang supermountains dalam sebuah pernyataan dikutip Jumat (4/2/2022).
“Bukan hanya tinggi mereka, jika Anda bisa membayangkan Himalaya sepanjang 2.400 km ini tiga atau empat kalinya, Anda mendapatkan gambaran tentang skalanya,” ujarnya.
Penelitian baru oleh Zhu dan rekan-rekannya diterbitkan dalam jurnal Earth and Planetary Science Letters edisi 15 Februari 2022. Disebutkan puncak gunung purba tersebut lebih dari sekadar pemandangan yang menakjubkan.
- Sekdaprov Lampung: Pengadaan Barang dan Jasa Telah Sesuai Regulasi
- Asah Bakat di Balik Jeurji, Warga Binaan Lapas Narkotika Ini Terampil Membuat Miniatur Perahu
- Telkom Pimpin Gugus Tugas Digitalisasi B20 Indonesia 2022
Studi itu menyebutkan pembentukan dan penghancuran dua gunung raksasa ini mungkin juga memicu dua masa ledakan evolusioner terbesar dalam sejarah planet bumi.
“Kemungkinan ketika pegunungan yang sangat besar ini terkikis, mereka membuang sejumlah besar isinya ke laut, mempercepat produksi energi dan evolusi supercharging, “ tulis para peneliti sebagaimana dilansir Live Science.
Pegunungan naik ketika lempeng tektonik Bumi yang terus bergeser menghancurkan dua daratan bersama-sama dan mendorong batuan permukaan ke ketinggian yang membumbung tinggi.
Para ilmuwan dapat mengumpulkan sejarah pegunungan Bumi dengan mempelajari mineral yang ditinggalkan oleh puncak-puncak tersebut di kerak planet. Kristal zirkon misalnya, terbentuk di bawah tekanan tinggi jauh di bawah pegunungan yang berat dan dapat bertahan di bebatuan lama setelah gunung induknya lenyap.
- Pandemi Belum Berakhir, Pemerintah Perpanjang Insentif Pajak
- Kinerja Triwulan IV 2021, BRI Cetak Laba Rp32,22 Triliun
- 138.635 UMKM Nikmati Insentif Pajak PPh Senilai Rp800 Miliar
Dalam studi baru mereka, para peneliti memeriksa zirkon dengan jumlah lutetium yang rendah. Data tersebut mengungkapkan dua "lonjakan" pembentukan supermountain ekstensif dalam sejarah Bumi. Satu berlangsung dari sekitar 2 miliar hingga 1,8 miliar tahun yang lalu, dan yang kedua berlangsung dari 650 juta hingga 500 juta tahun yang lalu.
Studi sebelumnya telah mengisyaratkan keberadaan rentang gunung kedua yang dikenal sebagai Gunung Super Transgondwanan. Gunung ini melintasi superbenua Gondwana (benua raksasa yang berisi daratan Afrika modern, Amerika Selatan, Australia, Antartika, India dan Semenanjung Arab).
Sementara supermountain sebelumnya yang disebut Nuna Supermountain belum pernah terdeteksi sebelumnya. Nuna sendiri diambil dari nama superkontinen sebelumnya.
Distribusi kristal zirkon menunjukkan bahwa kedua supermountain kuno ini sangat besar dan kemungkinan membentang lebih dari 8.000 kilometer. (TA)