Penerapan ESG Mampu Wujudkan Transportasi Berkelanjutan
Yunike Purnama - Minggu, 06 Agustus 2023 08:58
JAKARTA - Isu pemanasan global saat ini menjadi perhatian penting bagi seluruh dunia karena berdampak pada perubahan iklim. Berdasarkan data Dewan Energi Nasional RI 2022, kontributor penyumbang utama emisi berasal dari sektor pembangkit listrik sebesar 49,8%
Angka itu disusul sektor industri dan transportasi sebesar 23,7% dan 16,1% sisanya berasal dari sektor lainnya. Penumpukan gas yang dipicu dari penggunaan transportasi didominasi oleh kendaraan pribadi berbahan bakar fosil, seperti bensin dan diesel.
Oleh karena itu, penerapan ESG (Environmental, Social and Governance) di sektor transportasi tak kalah penting untuk melawan pemanasan global.
- Hindari! Lima Kalimat yang Buat Anda Kurang Profesional
- IIB Darmajaya dan Bank BTN Syariah Bandar Lampung Tandatangani Perjanjian Layanan Perbankan
- Lima Tips Fesyen untuk Tampil Elegan ala Coco Chanel
Upaya Pengurangan Emisi Karbon di Bidang Transportasi
Ada lima transisi yang perlu dilakukan manusia untuk menekan jumlah emisi seminimal mungkin hingga bumi dapat terbebas dari produksi emisi gas atau dikenal juga dengan Net Zero Emission.
Transportasi Berkelanjutan
Konsep transportasi berkelanjutan saat ini telah diterima secara luas oleh banyak negara dan perusahaan di dunia dalam rangka menjaga lingkungan.
Dilansir dari Transport Geography, transportasi berkelanjutan merupakan kemampuan untuk mendukung kebutuhan mobilitas masyarakat dengan cara tidak merusak lingkungan dan kebutuhan mobilitas generasi mendatang.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan inovasi di bidang transportasi misalnya dengan memproduksi kendaraan yang memiliki bahan bakar yang ramah lingkungan seperti mobil listrik maupun motor listrik.
Seperti yang diketahui, penggunaan kendaraan listrik ini sedang gencar diterapkan oleh beberapa negara termasuk Indonesia. Selain inovasi, terdapat beberapa tantangan untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan.
Hal itu di antaranya penerapan transportasi ramah lingkungan dalam struktur pasar yang kompetitif yang bersandar pada solusi perubahan permintaan transportasi, serta peningkatan pasokan transportasi.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, beberapa pihak berkolaborasi dengan berpegang pada tujuan utama yakni mengentaskan permasalahan lingkungan.(*)