Pegadaian Segera Rilis Tabungan Plus hingga Pinjaman Emas

Yunike Purnama - Senin, 10 April 2023 15:00
Pegadaian Segera Rilis Tabungan Plus hingga Pinjaman EmasIlustrasi layanan di kantor Pegadaian (sumber: Ismail Pohan/TrenAsia)

JAKARTA - Mimpi PT Pegadaian (Persero) untuk memperluas akses produk emas bagi masyarakat akan segera terwujud. Sebab, tidak lama lagi perusahaan gadai pelat merah ini akan merilis tiga produk baru. 

Produk baru tersebut adalah Tabungan Emas Rencana, Tabungan Emas Plus dan Pinjaman Modal Kerja emas yang kini sudah dipasarkan secara internal. Namun untuk pemasaran secara luas masih menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Produk tersebut nantinya dapat diakses secara luas melalui Pegadaian Digital Service (PDS) yakni layanan dalam bentuk aplikasi berbasis web dan mobile yang diluncurkan oleh pihak Pegadaian. 

Kepala Divisi Produk Emas Pegadaian Kadek Eva Suputra mengungkapkan, bahwa perusahaan ingin mengakselerasi bisnis sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Salah satunya dengan menghadirkan produk - produk yang memberi nilai tambah bagi seluruh ekosistem dari hulu ke hilir. 

"Dari hulu itu siapa, tentu penambang emas kemudian refinancing. Dari hilir itu retail yang kita harapakan. Mimpinya bagaimana kita bisa mengemaskan Indonesia dengan industri keuangan emas," terang Kadek dalam Sosialisasi Internal Fitur Baru Produk Pegadaian dalam kanal Youtube Pegadaian, dikutip pada Minggu (9/4). 

Melalui strategi tersebut, diharapkan jangkauan produk emas akan semakin luas. Hal ini diukur dari keberhasilan perusahaan terkait sejauh mana tingkat kepemilikan dan peredaran emas di masyarakat. 

Saat ini tercatat nasabah tabungan emas Pegadaian mencapai 3,3 juta dengan saldo emas mencapai 7,4 juta ton. Dari deposito atau tabungan emas tersebut, Pegadaian berpeluang salurkan emas nasabah sebagai produk Pinjaman Modal Kerja emas. 

"Bagi yang memiliki emas bisa menitipkan dalam bentuk Tabungan Emas Plus, nanti kita akan salurkan modal kerja dalam bentuk emas kepada manufaktur dan toko perhiasan yang memerlukan bahan baku emas dan pengembaliannya juga emas," jelasnya. 

Dari sinilah supplay chain atau ekosistem emas terbentuk. Konsep bisnisya mirip bank namun menggunakan produk emas yang dikenal dengan bullion bank atau bank emas. Pegadaian nantinya bisa memasarkan beragam produk emas mulai dari tabungan, pembiayaan maupun perdagangan. 

Dengan adanya bullion bank, maka untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia memiliki bank emas. Pembentukan bullion bank sendiri sudah masuk dalam Undang - undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) dan nantinya akan diperkuat dalam peraturan OJK.  

Pada Maret lalu, Pegadaian telah menggandeng produsen emas untuk memperluas ekosistem melalui bullion services. Lingkup kerja sama ini berupa pemasaran produk, literasi di bidang ekosistem emas serta peningkatan pengetahuan industri terkait usaha bullion services. 

Asosiasi Produsen Perhiasan Indonesia (APPI) mendukung Pegadaian untuk membentuk bullion services yang pertama di Indonesia. Ketua APPI Eddy Susanto Yahya berharap dengan adanya bullion services dapat membantu industri emas di Indonesia dan mendorong hilirisasi ekspor emas.

"Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk menghentikan ekspor bahan mentah emas (granula) sehingga Indonesia hanya akan melakukan ekspor emas berupa produk jadi perhiasan yang memiliki nilai lebih tinggi dibadingkan granula," jelasnya.

Selain itu, dengan adanya pembiayaan melalui metode peminjaman emas (gold metal loan) dengan bunga rendah, akan mempermudah industri perhiasan dan toko emas untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Kemudian membuka lebih banyak lapangan pekerjaan di bisnis industri emas. 

Terlebih, Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung terciptanya bullion services. Seperti diketahui, Indonesia memiliki tambang terbesar dan merupakan salah satu produsen emas terbesar di dunia. 

"Toko emas yang sangat banyak dan juga kegemaran masyarakat Indonesia dalam investasi emas juga menjadi salah satu keuntungan yang mendukung terciptanya ekosistem emas di Indonesia," tambahnya. 

Makin Cuan Dengan Emas

Selama ini investor menyimpan emas hanya mendapatkan keuntungan dari capital gain atau ketika menjual emas tersebut dengan harga lebih tinggi dari harga beli. Tapi dengan Pegadaian menjadi bullion bank, nasabah juga mendapatkan imbal hasil tambahan. 

Keuntungan itu bisa diperoleh dari produk Tabungan Emas Plus. Dalam hal ini, nasabah bisa memperoleh imbal hasil atau sharing fee jika mereka setuju saldo emasnya disalurkan sebagai produk pinjaman emas kepada pihak lain.   

"Jadi (nasabah) tidak hanya menjaga aset dan mendapatkan capital gain dari perubahan harga emas setiap tahun tapi juga ada imbal hasil plus juga," ungkap Kadek. 

Dengan begitu, nasabah bisa mendapatkan keuntungan berlipat - lipat dengan menabung dan investasi emas di Pegadaian. Belum lagi, tren harga emas terus naik sebagai produk investasi yang aman dan tahan terhadap inflasi serta ketidakpastikan ekonomi global. 

"Emas itu aset safe haven untuk menjaga kekayaan kita dari inflasi dan secara rata - rata terjadi kenaikan harga sebesar 7% - 8% per tahun sehingga kepemilikan emas itu penting," tambahnya. 

Jika Anda memiliki bisnis emas, bisa juga mengakses produk Pinjaman Modal Kerja emas. Ini merupakan pinjaman dalam bentuk emas di mana pelunasannya juga dengan emas. Produk pinjaman ini diperuntukan untuk pemenuhan bahan baku emas kebutuhan produksi. 

Nantinya, nasabah dapat mengajukan pinjaman berupa emas batangan kemudian dibayarkan kembali dapat bentuk emas dan bunga. Biasanya market yang disasar untuk produk ini adalah perusahaan manufaktur dan toko perhiasan. 

"Angsuran emas tentunya akan menambah outstanding loan (OSL) dan pendapatan kita dari rata - rata kepemilikan emas per nasabah," tuturnya. 

Terakhir, ada Tabungan Emas Rencana sebagai produk pinjaman untuk pembelian saldo emas dari Galeri24 dengan harga dan berat yang ditetapkan dengan menggunakan perjanjian gadai dan skema pembiayaan secara angsuran. 

Kehadiran produk ini akan semakin memudahkan masyarakat untuk berinvestasi atau menabung emas secara terencana hingga 5 tahun. Sebab, mereka bisa menyicil atau menyisihkan pendapatan mereka untuk membeli emas. 

Nantinya, saldo emas dapat digunakan untuk kebutuhan dana darurat setelah lunas. Produk ini menyasar segmen market berusia 26 - 40 tahun, pekerja kerah putih, ibu rumah tangga dan memiliki pengeluaran minimal Rp 3 juta per bulan. 

"Keunggulannya itu berupa pengelolaan, bagaimana merencanakan kepemilikan emas dengan harga sekarang. Kita tahu harga emas secara tren terus meningkat dan kita bisa memilikinya dengan harga sekarang," pungkasnya. (*)

Editor: Redaksi
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS