Waskita Beton Kantongi Laba Bersih Rp1,9 Triliun pada 2022
Yunike Purnama - Senin, 10 April 2023 12:56JAKARTA – PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) membukukan kinerja apik tahun lalu. Setelah menelan kerugian senilai Rp1,94 triliun pada 2021, WSBP berbalik untuk sebanyak Rp675 miliar pada 2022.
Laba bersih tahun lalu terungkit berkat kenaikan pendapatan usaha sebesar 49% secara year on year (yoy). Sepanjang 2022, pendapatan WSBP tercatat sebanyak Rp2,06 triliun, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,38 triliun.
Berdasarkan divisinya, pendapatan usaha WSBP didukung oleh kontribusi dari lini bisnis utama WSBP yaitu segmen precast 40,3%, readymix 19,9%, dan jasa konstruksi 39,8%.
- 10 Ruas Tol Baru di Jawa dan Sumatra Dibuka untuk Mudik Lebaran 2023
- Tertopang Momentum Lebaran, Indo Premier Rekomendasikan 7 Saham dari 4 Sektor
- Cara Membuat Sound atau Lagu di TikTok Jadi Alarm
Sementara berdasarkan pelanggan, induk usahanya yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyerap paling banyak produk perseroan dengan nilai transaksi sebesar Rp1,17 triliun, lompat dari periode 2021 sebanyak Rp757,98 miliar.
Meskipun di satu sisi, perseroan juga mencatat kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 63,74% dari Rp1,07 triliun pada 2021 menjadi Rp1,75 triliun tahun lalu.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko WSBP Asep Mudzakir menjelaskan, pada 2022, WSBP telah menyelesaikan proses restrukturisasi keuangan melalui proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Saat ini, WSBP fokus pada penyelesaian seluruh kewajiban kepada para krediturnya sesuai dengan skema homologasi.
Lebih lanjut, WSBP juga membukukan kas bersih dari aktivitas operasi positif sebesar Rp151 miliar, nilai tersebut pun tumbuh secara signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu. Peningkatan tersebut ditopang dengan meningkatnya penerimaan pembayaran piutang dari pelanggan di tahun 2022.
“Salah satu strategi utama WSBP adalah peningkatan rasio turnover piutang,” kata Asep.
Ke depannya, lanjut Asep, WSBP akan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengikuti tender proyek baru dan akan melakukan assesmen sumber pendanaan pemilik proyek, hal ini dilakukan sebagai mitigasi risiko piutang macet.(*)