Mahasiswa ITERA Latih Petani Buat Pestisida Organik Berbahan Jahe Hingga Daun Pepaya
Eva Pardiana - Sabtu, 22 Januari 2022 11:23
WAY KANAN – Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) yang menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Bandar Dalam, Kecamatan Negeri Agung, Way Kanan, melatih warga membuat biopestisida organik dan herbisida alami.
Biopestisida adalah pestisida berbahan hayati seperti mikroorganisme, bakteri, cendawan, nematode, atau virus. Biopestisida digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman seperti werang, ulat daun, kutu putih dan lainnya.
Kegiatan pelatihan pembuatan biopestisida organik dan herbisida alami merupakan salah satu program kerja mahasiswa KKN-PPM ITERA kelompok 25 dan 26 yang dibimbing oleh Dosen Program Studi Teknik Kelautan Muhammad Aldhiansyah Rifqi Fauzi.
- Di Lampung, Ganjar Nostalgia Masa Kecil dengan Sosok yang Sempat Merawatnya
- 6 Kebiasaan Keuangan Cerdas yang Harus Diterapkan Tiap Wanita
- Cara Membuat NFT untuk Bisa Transaksi Jual Beli di OpenSea
Penanggungjawab kegiatan Fajri Aditya dari Program Studi Teknik Kimia menyebut dari pelatihan tersebut diharapkan masyarakat setempat yang umumnya berprofesi sebagai petani dapat membuat biopestisida organik dan herbisida alami sendiri.
Fajri menerangkan, biopestisida tidak memiliki zat racun yang berbahaya bagi manusia atau pun lingkungan sehingga meminimkan pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida kimia. Biopestisida yang dibuat oleh tim ITERA dan masyarakat setempat menggunakan bahan utama rempah-rempah seperti jahe, kunyit, bawang putih, laos, daun pepaya, dan sabun pencuci piring dengan metode fermenstasi.
“Biopestisida organik dan herbisida alami ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat setempat untuk mendapatkan pestisida berkualitas dengan harga yang murah, dan tidak merusak lingkungan,” ujar Fajri dalam keterangan resmi yang diterima Kabar Siger, Sabtu (22/1/2022).
Fajri menambahkan banyaknya masyarakat Kampung Bandar Dalam yang berprofesi sebagai petani dirasa penting untuk menciptakan ide dan inovasi kreatif dalam mengolah sumber daya alam setempat. Dengan begitu akan terciptalah cyrcle economic untuk mendukung kemanjuan revolusi industri 4.0.
- FKPPIB Ajak Seniman Desa Waygalih Ciptakan Pasar Karya Seni
- Penutupan Emersia Wedding Expo Ke-7, Raih 16 Booking Wedding dengan Omzet Hingga Rp2 Miliar
- Terbitkan 14 Buku dalam Setahun, Dosen ITERA Terima Penghargaan Rekor LEPRID
Kepala Dusun Bandar Rejo, Agus mengaku sangat terbantu dengan adanya pelatihan pembuatan biopestisida organik dan herbisida alami dari para mahasiswa ITERA. Menurut Agus hal tersebut perlu direalisasikan karena selama ini petani atau masyarakat setempat hanya mengandalkan pestisida kimia sebagai sumber pestisida utama.
“Adanya inovasi ini petani dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam setempat untuk menjadi biopestisida organik dan herbisida alami yang memiliki nilai ekonomis,” ujar Agus.
Selain melakukan pelatihan pembuatan biopestisida organik dan herbisida alami, tim KKN-PPM ITERA juga memiliki beberapa program kerja diantaranya pembuatan pupuk kompos dari daun kering, penyuluhan kesehatan dan pemilahan jenis-jenis sampah, pembuatan majalah desa, hingga pembuatan desain produk UMKM di Kampung Bandar Dalam guna memaksimalkan potensi di Kampung Bandar Dalam. (*)