Likuditas Perbankan Tetap Longgar untuk Penyaluran Kredit

Yunike Purnama - Jumat, 23 Juni 2023 05:29
Likuditas Perbankan Tetap Longgar untuk Penyaluran KreditBank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perbankan tetap longgar sehingga berkontribusi positif mendorong kredit/pembiayaan dan menjaga stabilitas sistem keuangan (sumber: Freepik)

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perbankan tetap longgar sehingga berkontribusi positif mendorong kredit/pembiayaan dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Hal ini tercermin dari rasio alat likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi, yakni sebesar 27,52% pada Mei 2023.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, hal tersebut sejalan dengan stance kebijakan likuiditas yang longgar dari Bank Indonesia. Likuiditas perekonomian juga memadai tecermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) bulan Mei 2023 yang masing-masing tumbuh sebesar 3,4% yoy dan 6,1% yoy. 

"Kondisi likuiditas yang terjaga dan kuat tersebut turut memengaruhi perkembangan suku bunga yang kondusif terhadap permintaan kredit atau pembiayaan," ujar Perry dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (22/6/2023).

Sementara di pasar uang, suku bunga IndONIA cukup rendah yakni 5,62% pada 21 Juni 2023. Imbal hasil SBN tenor jangka pendek tercatat 5,80%, sedangkan imbal hasil SBN tenor jangka panjang tercatat 6,29% pada tanggal yang sama. 

Kemudian suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit pada Mei 2023 juga rendah masing-masing sebesar 4,13% dan 9,37%. Bank Indonesia terus memastikan kecukupan likuiditas untuk mendorong berlanjutnya peningkatan kredit/pembiayaan guna mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.

Di samping itu, permodalan perbankan masih kuat dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 25,54% pada April 2023. Risiko kredit juga terkendali, tecermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang rendah, yaitu 2,53% (bruto) dan 0,78% (neto) pada April 2023. 

Perry mengatakan, likuiditas perbankan pada Mei 2023 tetap terjaga, dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK sebesar 6,55% yoy. Selain itu, hasil stress test Bank Indonesia juga menunjukan ketahanan perbankan yang kuat. 

"Ke depan, BI terus memperkuat sinergi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan," pungkasnya.(*)

Editor: Redaksi
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS