Laba Bersih Vale Indonesia (INCO) Naik Jadi Rp2,5 Triliun
Yunike Purnama - Sabtu, 29 Juli 2023 09:01JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan entitas usaha membukukan laba bersih senilai US$168,51 juta atau Rp2,52 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS) pada semester I-2023. Capaian ini meningkat12% year on year (yoy), dari sebelumnya sebesar US$150,45 juta pada periode yang sama tahun lalu.
CEO dan Presiden Direktur Vale Febriany Eddy mengatakan laba bersih perseroan ditopang oleh pendapatan grup yang meningkat 17% (yoy) menjadi US$658,9 juta pada semester I-2023, dari sebelumnya sebesar US$564,5 juta.
"Pendapatan tersebut terutama dikarenakan volume pengiriman yang lebih tinggi sebesar 6.208 metrik ton pada periode tersebut," ujar Eddy, dikutip Sabtu, 29 Juli 2023.
Namun demikian, sering dengan itu, beban pokok pendapatan Grup juga meningkat menjadi US$438,4 juta pada pada semester I-2023, dari sebelumnya sebesar US$356,3 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
- Laba Bersih Indosat (ISAT) Semester I-2023 Anjlok 41 Persen Menjadi Rp1,9 Triliun
- Sering Ditambahi Pekerjaan? Awas Tanda-Tanda Quiet Promotion
- Aset BFI Finance Tumbuh 38,8 Persen di Semester-I 2023
Selama semester I-2023, Eddy menjelaskan perseroan membukukan angka produksi mencapai 16.922 metrik ton, atau meningkat signifikan 35% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Dia menjelaskan, hasil tersebut sejalan dengan target produksi tahunan grup sekitar 70.000 metrik ton untuk tahun 2023.
“Ke depannya, kami akan terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Pada triwulan ini, Vale berhasil menurunkan biaya kas per unit produksi lebih jauh lagi, melampaui level yang pernah dicapai pada triwulan sebelumnya," ujar Eddy.
Sejak April 2023, dia melanjutkan, perseroan memutuskan untuk mengalihkan sumber energi untuk burner dari HSFO ke batu bara, didorong oleh penurunan harga batu bara.
Dia menyebut perseroan akan tetap berkomitmen untuk selalu berupaya mengurangi biaya, termasuk penyesuaian komponen lainnya sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dalam mengelola biaya.
Selain melakukan pengendalian biaya, perseroan mengambil sikap hati-hati dalam mengelola arus kas untuk mengantisipasi kondisi harga nikel yang tidak menguntungkan.
Selama kuartal II 2023, perseroan mengeluarkan belanja modal sekitar US$60,8 juta, atau meningkat 36% (yoy), dibandingkan dengan belanja modal pada semester II 2022.
"Keselamatan jiwa merupakan hal terpenting, Menghargai kelestarian bumi dan komunitas kita.Perseroan menghimbau pembaca untuk melihat ikhtisar pencapaian Grup, dimana pencapaian operasional dan hasil keuangan yang tidak diaudit telah dirangkum pada halaman-halaman selanjutnya," ujar Eddy.(*)