KTT AIS 2023 Upaya Indonesia Menjadi Negara Maritim Kuat
Yunike Purnama - Selasa, 26 September 2023 20:08JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyatakan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum di Bali pada 11 Oktober mendatang adalah salah satu indikator upaya mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat.
Hal itu dikatakan Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi di Jakarta, Senin (25/9/2023).
“AIS Forum juga dibentuk untuk memperkuat kepemimpinan Indonesia di forum Internasional. Penyelenggaraan KTT AIS Forum 2023 menjadi komitmen Indonesia menjadi bangsa bahari yang unggul," kata Jodi.
- Pemprov Lampung Fasilitasi Pencari Kerja Melalui Job Fair Pekan Raya Lampung 2023
- Kendaraan Berbahan Bakar Fosil Dilarang Masuk ke IKN
- Nissan Hanya akan Jual Mobil Listrik ke Eropa, Apa Penyebabnya?
- Netflix Kalah terkait Gugatan Paten Broadcom di Jerman
Dikatakan Jodi, terdapat indikator lainnya, yaitu transformasi ekonomi melalui hilirisasi industri. Kebijakan hilirasi mendorong adanya industrialisasi berbasis komoditas bernilai tambah tinggi menuju struktur ekonomi yang lebih kompleks.
“Hilirasi dapat meningkatkan produksi dan nilai tambah barang dan jasa,” katanya. Selain itu, hilirasi industri juga dinilainya akan mendorong peningkatan investasi yang lebih merata.
Jodi mencontohkan, sepanjang 2020 ekspor komoditas nikel dan barang turunannya senilai 4,73 miliar dolar AS, naik dari tahun 2019 yang hanya 2,59 miliar dolar AS. Ekspor kembali meningkat pada 2021 sebesar 7,08 miliar dolar AS dan periode Januari-Agustus 2022 telah mencapai 8,7 miliar dolar AS.
Hal ini menjadi menjadi gambaran bahwa hilirasi meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia. Indikator ketiga menurut dia, untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat adalah terwujudnya perairan Indonesia yang bersih, sehat, dan produktif.
Berdasarkan skor Indeks Kesehatan Laut Indonesia (IKLI), kondisi perairan Indonesia mengalami perbaikan dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2020 skor IKLI mencapai 73,44, kemudian sempat berada di angka 73,06 pada tahun 2022, dan kembali naik di tahun 2022 menjadi 75,65.
“Data IKLI tersebut dapat dipresentasikan di tingkat internasional sebagai kinerja sektor kelautan di Indonesia,” kata Jodi.
Indikator terakhir, menurut Jodi, adalah menciptakan sumber daya manusia maritim yang inovatif dan berkarakter. Melalui program Bulan Literasi Maritim (BLM), Kemenko Marves mengambil peran untuk memperluas literasi kemaritiman bagi generasi muda.
Kegiatan yang digelar secara rutin dalam dua tahun terakhir, berisi berbagai aktivitas yang dapat diikuti para generasi muda untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas terkait kemaritiman.