Kopi Kenangan Gandeng Pipiltin Cocoa Sajikan Menu Aneka Cokelat

Yunike Purnama - Jumat, 23 Oktober 2020 01:00
Kopi Kenangan Gandeng Pipiltin Cocoa Sajikan Menu Aneka CokelatKopi Kenangan berkolaborasi mendukung pemanfaatan cokelat lokal. (sumber: kopikenangan.co.id)

Kabarsiger.com - Perusahaan kedai minuman grab-and-go Kopi Kenangan berkolaborasi dengan Pipiltin Cocoa mempromosikan komoditas cokelat lokal. Strategi tersebut direalisasikam melalui kerja sama varian menu minuman chocolate series.

Pipiltin Cocoa akan menjadi pemasok tunggal semua produk cokelat yang digunakan Kopi Kenangan dalam varian minuman coklat terbarunya.

CEO dan Co-founder Kopi Kenangan Edward Tirtanata mengatakan, kolaborasi ini terdorong oleh kesamaan kedua perusahaan dalam mengembangkan komoditas lokal Indonesia.

“Kami harap melalui ini dapat turut membantu geliat petani dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) lokal khususnya dalam industri kopi dan cokelat,” kata Edward dalam keterangan tertulis, Kamis (22/10/2020).

Edward juga menyatakan berupaya menggunakan bahan dasar berkualitas terbaik pada seluruh produknya, seperti pada biji kopi dan cokelat.

Sementara itu, Co-founder Pipiltin Cocoa Tissa Aunila juga berhadap kampanye program Cinta Lokal (CinLok) bisa diiikuti oleh kolaborasi serupa dari pelaku usaha makanan minuman lokal lain.

Sehingga, mampu mendorong ekosistem produk cokelat dan petani lokal. Apalagi, Indonesia kaya varietas tanaman seperti cokelat dan kopi.

Indonesia juga saat ini dikenal merupakan produsen besar dari kedua produk tersebut, namun pamornya di dalam negeri kerap kali kalah dari produk impor. "Semoga dengan kerja sama kami dan kolaborasi ini bisa bersama-sama membantu memperkenalkan dan menumbuhkan kecintaan atas produk cokelat dan kopi produksi dalam negeri," ujarnya.

Kopi Kenangan menggunakan green bean lokal sekitar 32 ton kopi per bulan. Jumlah ini secara tidak langsung berkontribusi Rp2 miliar per bulan terhadap kesejahteraan petani dan pelaku usaha lain dalam rantai pasok kopi dalam negeri.

Kopi yang digunakan bersumber dari berbagai daerah di Indonesia, seperti kopi arabika dari Aceh, Sumatera Utara dan Jawa Barat; serta kopi robusta dari Jawa Barat dan Flores. Tidak hanya kopi, Kopi Kenangan juga terus mengusung pengunaan bahan baku lokal seperti gula aren.

Sementara itu, Pipiltin Cocoa pun kerap mengangkat kekayaan ragam cokelat Indonesia dengan pilihan single-origin cokelat dari berbagai daerah seperti Aceh, Bali, Flores, Papua Barat, dan Jawa Timur, juga dengan beberapa produk special blend.

Produk cokelat ini kemudian diolah dengan berbagai inovasi hingga menghasilkan produk turunan cokelat yang berkualitas. Alhasil, produk turunan ini dapat berkontribusi bagi keberlanjutan perkebunan cokelat dan dalam jangka panjang memberikan nilai tambah bagi petani di Indonesia.

Keberlanjutan dan kesejahteraan petani juga menjadi fokus Kopi Kenangan dan Pipiltin. “Tidak hanya kualitas, praktik dan kebijakan fair trade juga penting bagi Kopi Kenangan dalam memilih pemasok atau mitra,” ujar Edward menambahkan.

Adapun menu Kopi Kenangan Chocolate Series program CinLok di antaranya menu 100% cokelat, cokelat hazelnut, cokelat pisang, cokelat salted caramel danmocha latte.

Menu tersebut akan dijual di sekitar 400 titik gerai perusahaan. Saat ini, rata-rata penjualan produk olahan Kopi Kenangan mampu terjual lebih dari 3 juta cangkir setiap bulan.

Kolaborasi menu serupa sebelumnya juga dilakukan Kedai Kopi Kulo dengan Hydro Coco, minuman kelapa dalam kemasan. Kerja sama ini menghasilkan empat varian rasa minuman Cocolapa, Pink Paradise, Coco Latte, dan Pinacoco yang dipasarkan untuk masyarakat yang mencari minuman segar selama berada di rumah (stay at home) .

Marketing Manager Strategic & Mobility Kedai Kopi Cherokee Dwisekti Wicaksono mengungkapkan beberapa keuntungan dari strategi kolaborasi. Pertama, untuk memperkenalkan brand. Kedua, mendapatkan pasar dari kedua brand yang bekerja sama.

"Dengan kolaborasi, kami bisa mendapat pengguna dari dua media yang berbeda," kata Cherokee.

Pandemi corona memukul gerai Kulo yang berada mall, foodcourt, stasiun dan bandara tutup akibat pembatasan sosial. Jumlahnya 20% dari total gerai. Sebelum menempuh kolaborasi, perusahaan memulai beragam cara mempertahankan bisnis, di antaranya menjual produk kopi literan seharga Rp 65 hingga Rp 75 ribu per botol.

Kemudian perusahaan mengubah strategi penjualannya dari gerai fisik ke platform e-commerce serta bekerja sama dengan perusahaan dompet digital dan aplikasi pihak ketiga. Promo yang ditawarkan beragam, mulai dari cashback hingga voucher diskon.

"Responsnya sangat baik. Banyak pembeli memesan melalui aplikasi Gojek ataupun Grab. Strategi ini cukup membantu selama gerai tutup," kata Hingga saat ini Kedai Kopi Kulo telah memiliki 320 gerai di seluruh Indonesia dan ditargetkan meningkat menjadi 500 gerai hingga akhir tahun.

Tren Minum Kopi

Minum kopi kini sudah menjadi gaya hidup bagi anak-anak generasi millenial dan bukan sekedar minuman penghilang rasa kantuk. Ini tercermin dari menjamurnya kafe atau kedai-kedai penjual minuman dari seduhan bubuk kopi di seluruh nusantara.

Kini untuk dapat menikmati kopi yang berkualitas tidak hanya di Starbucks atau di Coffee Bean. Sebab, kafe penjaja minuman kopi lokal kini telah hadir di mana-mana, dari pinggir-pinggir jalan, kawasan bisnis hingga ke mall.

Berdasarkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian konsumsi kopi nasional pada 2016 mencapai sekitar 250 ribu ton dan tumbuh 10,54% menjadi 276 ribu ton.

Konsumsi kopi Indonesia sepanjang periode 2016-2021 diprediksi tumbuh rata-rata 8,22%/tahun. Pada 2021, pasokan kopi diprediksi mencapai 795 ribu ton dengan konsumsi 370 ribu ton, sehingga terjadi surplus 425 ribu ton.

Sekitar 94,5% produksi kopi di Indonesia dipasok dari pengusaha kopi perkebunan rakyat. Adapun 81,87% produksi kopi nasional merupakan jenis robusta yang berasal dari sentra kopi di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah.(*)

Bagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS