Konsumsi Rumah Tangga Topang Ekonomi di Kuartal II 2023
Yunike Purnama - Selasa, 08 Agustus 2023 05:51JAKARTA - Konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbahan ekonomi nasional pada kuartal II 2023 yang menembus 5,17% secara tahunan. Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,32% secara tahunan dan menyumbang separuh lebih pertumbuhan ekonomi.
Hal itu dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam keterangan persnya, Senin 7 Agustus 2023. Deputi Bidang Neraca dan Statistik BPS M Edy Mahmud mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini didorong konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), hingga konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga atau (LNPRT).
Adapun kegiatan perdagangan luar negeri mengalami kontraksi. “Dorongan besar ke ekonomi berasal dari konsumsi rumah tangga yang memberikan sumbangan mencapai 2,77%, kemudian PMTB sebesar 1,39%, konsumsi pemerintah 0,73%, dan komponen lain 0,33%,” ujar Edy.
Pihaknya mengungkapkan konsumsi rumah tangga pada April-Juni 2023 didorong perayaan hari besar keagamaan seperti bulan Ramadan dan Idul Fitri. Kenaikan konsumsi semakin didorong denga pemberian tunjangan hari raya (THR).
- Chandra Astri Petrochemical (TPIA) Siapkan Dana Bayar Obligasi
- BI: Cadangan Devisa Meningkat Menjadi Rp2,065 Kuadriliun
- Menko Airlangga Sebut Ekonomi RI Masih Lebih Kuat Dibanding AS dan Singapura
- Terkait Lahan Way Berulu, PTPN VII Apresiasi Langkah Hukum FMPB
Dorongan konsumsi sektor tersebut terlijat dari peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah. “Kelompok konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi, seperti transportasi dan komunikasi, pakaian, alas kaki dan kasa perawatannya; restoran dan hotel,” jelas Edy.
Belanja pemerintah sendiri tumbuh tinggi pada kuartal II tahun 2023, yakni mencapai 10,62%. Angka ini tertinggi di antara semua komponen pengeluaran. Capaian itu seiring dengan pertumbuhan positif pada realisasi belanja pemerintah. Kementerian Keuangan menyebut realisasi belanja negara pada sepanjang semester pertama tahun ini mencapai Rp 1.255 triliun atau 41% dari APBN 2023.(*)