Jelang IPO, GoTo Kantongi Pendanaan Rp 18,5 Triliun
Yunike Purnama - Jumat, 12 November 2021 14:08JAKARTA - GoTo, perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia mengantongi dana sebesar Rp 18,5 triliun dalam penutupan pertama penggalangan dana pra-IPO.
Kucuran dana tersebut disuntik oleh beberapa investor lama dan baru, termasuk anak perusahaan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Avanda Investment Management, Fidelity International, Google, Permodalan Nasional Berhad (PNB), Primavera Capital Group, SeaTown Master Fund, Temasek, Tencent, dan Ward Ferry.
Dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (12/11/2021), pihak GoTo menjelaskan, dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan ekosistem, memperkuat posisi sebagai pemimpin pasar di kawasan, dan melayani pelanggan dengan lebih baik.
GoTo juga berencana untuk melanjutkan upaya menumbuhkan jumlah pelanggan, perluasan jasa pembayaran dan penawaran layanan keuangan, serta mendorong pemanfaatan armada transportasi dan jaringan logistik terintegrasi.
"Indonesia dan Asia Tenggara adalah kedua pasar dengan prospek pertumbuhan yang paling menjanjikan di dunia, dan dukungan yang kami peroleh menunjukkan kepercayaan yang dimiliki investor terhadap ekonomi digital yang berkembang pesat di kawasan ini serta posisi kami sebagai pemimpin pasar,” kata Andre Soelistyo, CEO Grup GoTo.
- Telkom Ambil Alih Bisnis Telkomtelstra Lewat Digiserve
- OJK Catat Investor Pasar Modal Syariah Naik 45 Persen Hingga 30 September 2021
- Microsoft Kenalkan Windows 11 SE, Ini Bedanya dengan Windows 11 Biasa
Andre menambahkan, pertumbuhan adopsi digital yang membawa pengguna beralih ke jalur online turut mendorong meningkatknya permintaan.
"Akibatnya, permintaan akan layanan kami terus meningkat, dilandasi dengan komitmen kami untuk terus memberikan pilihan, nilai, serta kenyamanan kepada seluruh pelanggan di ekosistem kami," imuh Andre.
Pandangan yang sama disampaikan oleh Michael Woo, Managing Director Primavera Capital Group yang berbasis di Singapura. Woo mengatakan, Indonesia memiliki peluang pertumbuhan yang besar.
Senada dengan Woo dan Andre, Steven Chua, Deputy CIO di Seatown Master Fund juga mengatakan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara menjadi fokus investasi utama perusahaannya.
"Kami telah menjadi investor di Gojek selama beberapa tahun, dan berharap dapat melanjutkan perjalanan kami dengan Grup GoTo yang semakin besar seiring perusahaan memasuki fase pertumbuhan berikutnya," jelas Chua.
GoTo berharap, investor lainnya bisa bergabung ke dalam penggalangan dana pra-IPO menjelang penutupan akhir dalam beberapa minggu mendatang.
Rencana IPO GoTo
Jauh-jauh hari sebelum pengumuman merger Gojek dan Tokopedia, isu IPO sudah lebih dulu tersiar. Kabarnya, GoTo akan melakukan dual listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan New York.
Menurut rumor terakhir, IPO GoTo akan dilakukan pada awal tahun 2022 mendatang, menunggu perubahan regulasi di BEI untuk perusahaan yang melakukan IPO. Salah satunya adalah terkait penerapan dual class of share dengan multiple voting shares (MVS).
MVS merupakan salah satu jenis saham yang memperbolehkan memiliki lebih dari satu hak suara untuk tiap lembar sahamnya. Biasanya, satu hak suara hanya dimiliki tiap lembar saham atau disebut dengan Ordinary Share.
"GoTo ingin MVS, tapi (skemanya) masih dogodok oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," kata salah satu sumber yang mengetahui informasi ini kepada Nikkei Asia.(*)