IPO Nusatama Berkah Tawarkan Harga Saham Rp100-150/Lembar
Yunike Purnama - Rabu, 19 Januari 2022 16:44BANDARLAMPUNG - PT Nusatama Berkah Tbk tengah melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) dalam mendanai ekspansi bisnisnya. Perseroan menawarkan 700 juta lembar saham bernominal Rp10 per saham, atau setara 25,93% dari modal ditempatkan disetor penuh.
Seperti dikutip prospektus IPO perseroan disebutkan, calon emiten manufaktur kendaraan khusus ini menawarkan harga IPO sebesar Rp100 hingga Rp150 per lembar. Sehingga perseroan akan meraup dana senilai Rp70 miliar hingga Rp105 miliar.
Selain itu, perseroan masih dapat meraup dana dari pelaksanaan 700 juta waran seri I yang diterbitkan bersama IPO, dengan rasio 1 saham baru mendapat 1 waran. 1 waran dapat ditembus menjadi 1 saham baru.
Untuk memuluskan rencana itu, perseroan telah menunjuk Danatama Makmur selaku penjamin emisi efek. Bersama dengan anggota bursa itu akan mulai melakukan penawaran pada tanggal 19 hingga 27 Januari 2022. Jika pernyataan efektif IPO ditetapkan pada tanggal 31 Januari 2022, maka masa penawaran umum mulai dilakukan pada tanggal 2 hingga 7 Februari 2022.
- Re-branding TOKKO Menjadi LummoSHOP Dapatkan Rp1,15 Triliun Pendanaan Seri C Investor Global
- Telkomsel dan Samsung Hadirkan Paket Bundling Galaxy S21FE
- Unila dan NSTU Rusia Kerja Sama Pengembangan Teknologi Partikel Akselerator
Rencananya, 87,21 %dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja seperti untuk persedian bahan baku, gaji karyawan, komiisi dan juga biaya pemasaran. Adapun sebesar 6,02% dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian mesin.
Beberapa contoh mesin yang berpotensi untuk dibeli perseroan adalah CNC Automatic Gas & Plasma Cutting, Overhead Crane, Forklift 6T, 400A Welding DC machine Transformers serta mesin-mesin lainnya yang dapat membantu untuk meningkatkan performa kegiatan usaha perseroan. Sisanya, sebesar 6,77% dana IPO akan digunakan untuk perluasan area produksi Perseroan.
Perluasan area produksi yang dimaksud disini adalah perluasan area produksi serta storage untuk produk-produk, di tanah yang saat ini telah dimiliki oleh perseroan. Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat antrian panjang perusahaan yang bakal melantai di 2022.
“Terdapat 30 perusahaan masuk daftar antrean pipeline pencatatan saham di BEI. Empat perusahaan bergerak di sektor teknologi. Selain itu, 12 perusahaan di antaranya beraset skala besar,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia, dikutip Rabu (19/1/2022).
Adapun rincian per sektornya adalah empat perusahaan dari sektor industri, empat perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, sembilan perusahaan dari sektor consumer cyclicals, empat perusahaan dari sektor teknologi, satu perusahaan dari sektor healthcare, dua perusahaan dari sektor energi, satu perusahaan dari sektor finansial, tiga perusahaan dari sektor properti dan real estate, serta dua perusahaan dari sektor infrastruktur.
Berdasarkan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline saham merujuk pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017, yakni empat perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar), 14 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50-Rp250 miliar), dan 12 perusahaan aset skala besar ( (aset di atas Rp 250 miliar).
Kata Yetna, sampai dengan 14 Januari 2022 telah tercatat dua perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 723 miliar. Sebagaimana diketahui, baru dua perusahaan yang melakukan listing di BEI pada tahun ini, yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) pada 3 Januari 2022 dan PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) pada 10 Januari 2022. (*)