Industri Fintech di Indonesia Meroket 600 Persen dalam Satu Dekade
Yunike Purnama - Minggu, 02 April 2023 11:59JAKARTA - Riset dari AC Ventures (ACV) dan Boston Consulting Group (BCG) menunjukkan, dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah mengalami peningkatan 600% jumlah pemain fintech, dari 51 pada 2011 menjadi 334 pada 2022.
Pada awalnya, pertumbuhan sektor fintech didorong oleh segmen pembayaran. Namun, saat ini lanskap fintech di Indonesia sudah semakin beragam dan dinamis, di mana sektor pinjaman, pembayaran, dan wealthtech menjadi industri masa depan yang menjanjikan.
“Peningkatan eksponensial jumlah pemain fintech, meningkatnya keterlibatan pelanggan, dan pendanaan ekuitas yang meningkat semuanya merupakan indikasi potensi sektor yang besar,” Founder dan Managing Partner AC Ventures, Adrian Li dalam risetnya dikutip Minggu, 2 April 2023.
- Lima Cara Melindungi Ponsel Anda dari Ancaman Serangan Hacker
- Pilihan Jenis Pakaian yang Tepat Agar Mudik Naik Pesawat Makin Nyaman
- Berikut Kebijakan Pemerintah Berlaku Mulai 1 April 2023
Selain itu, segmen baru di sektor fintech, seperti software as a service (SaaS) dan insurtech yang kian bermunculan menunjukkan bahwa fintech di Indonesia semakin matang dan bergerak menuju produk dan layanan yang lebih canggih.
Penawaran Fintech juga mengalami lonjakan keterlibatan pelanggan (customer engagement) di Indonesia. Segmen pembayaran, yang memiliki lebih dari 60 juta pengguna aktif pada 2020 diperkirakan akan memiliki tingkat CAGR sebesar 26% hingga 2025.
Di ruang pemberian pinjaman, terdapat lebih dari 30 juta akun peminjam peer-to-peer yang aktif pada 2021. Sementara itu, segmen wealthtech memiliki lebih dari 9 juta investor ritel pada 2022. Adopsi platform SaaS juga semakin meningkat, dengan 6 juta UMKM saat ini menggunakannya, yang mewakili ekspansi 26 kali lipat selama tiga tahun sebelumnya.
Riset ini juga menunjukkan, tren investasi juga mencerminkan diversifikasi pasar fintech di Indonesia, di mana segmen pemberian pinjaman dan pembayaran tidak lagi menjadi area utama yang diminati. Meskipun kedua segmen tersebut tetap penting, namun terdapat peningkatan investasi pada wealthtech, insurtech, dan fintech SaaS.
Pasar fintech yang berkembang dengan pesat terlihat dari kehadiran para pemain baru yang bermunculan, bersama dengan perkembangan pemain terdahulu yang semakin mapan. Ekuitas dalam pasar ini ditentukan berdasarkan tingkat kematangan operator atau vertikal.
Kesepakatan pendanaan tahap awal (early-stage funding) menerima lebih dari 80% dari total modal yang diinvestasikan. Pendanaan dari tahun 2020 hingga 2022 mencapai US$5,4 miliar atau 2,7 kali lebih banyak dari periode 2017 hingga 2019. Pertumbuhan dan monetisasi adalah fokus utama dalam putaran pendanaan seri D+.
Mengingat iklim ekonomi saat ini, investor kini mencari jalur yang jelas menuju profitabilitas sebelum mencapai seri D. Lebih dari 80% kesepakatan pendanaan di sektor fintech yang terjadi sejak 2020 hingga 2022 terjadi pada tahap pendanaan awal sebelum mencapai seri C. Hal ini menunjukkan dukungan yang kuat untuk inovasi awal. Kecenderungan ini kemungkinan akan terus mendorong inovasi dan mendisrupsi lanskap layanan keuangan yang ada.(*)