Gelar Festival Tiyuh-Tiyuh, Pemkab Tubaba Berdayakan Warga Desa

Eva Pardiana - Jumat, 25 Juni 2021 17:24
Gelar Festival Tiyuh-Tiyuh, Pemkab Tubaba Berdayakan Warga DesaSalah satu tarian kebudayaan dari Tulangbawang Barat. (sumber: Ist)

Kabarsiger.com, Tulangbawang Barat – Pemkab Tulangbawang Barat (Tubaba) melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) akan menggelar Festival Tiyuh-Tiyuh. Festival ini mengangkat tema "Sakai Sambayan" yang bermakna gotong royong, saling tolong menolong, bahu membahu, dan saling memberi.

Direktur Festival Ezed Qyoko Wahyuni mengatakan tema tersebut terwujud dalam proses kerja Festival Tiyuh-Tiyuh Tubaba 2021. Festival ini juga digelar sebagai upaya mewujudkan visi kebudayaan Tubaba “Pulang ke Masa Depan”, visi yang memiliki pengertian memperbaiki kualitas kehidupan dalam segala aspek.

"Tiyuh dalam pemahaman masyarakat Tubaba adalah pembagian wilayah administratif setara dengan desa. Subjek festival ini adalah masyarakat tiyuh. Oleh sebab itu Disporapar telah berkoordinasi dengan kepala-kepala tiyuh dan camat se-Tubaba. Sebelum festival, panitia juga telah menggelar sejumlah workshop secara maraton yang melibatkan warga tiyuh," Ujar wanita yang akrab disapa Qyoko itu, Jumat (25/6/2021).

Workshop yang telah digelar tersebut yaitu workshop produksi ide (workshop menulis), workshop pembuatan film, workshop fotografi tiyuh, workshop drapping kain, workshop menyulam.

"Workshop tersebut diharapkan menghasilkan dampak positif bagi sejumlah karya yang kelak akan menjadi konten festival," tambah Qyoko.

Ada pun konten festival yang akan digelar adalah pementasan seni pertunjukan, pameran kuliner, pameran seni kriya, pameran pengetahuan tradisional, pameran kain tradisional, pameran fotografi tiyuh, fashion show kain nusantara dan penayangan film tiyuh.

Sejumlah konten dihadirkan dengan harapan akan terjadinya aktivitas kreatif yang berkelanjutan, sehingga dari kreativitas yang tanpa henti pada gilirannya memiliki dampak ekonomi bagi warga tiyuh di Tubaba.

Festival diselenggarakan setiap akhir pekan, yaitu Sabtu dan Minggu pada bulan Juli, dibagi ke dalam empat edisi.

Pada minggu pertama (3-4 Juli) peserta festival adalah tiyuh-tiyuh tuho, yakni Pagardewa (mewakili Kecamatan Pagardewa), Gunung Terang (mewakili kecamatan Gunung Terang), Panaragan, Karta, Gunung Katun, Penumangan, Menggala Mas, Bandar Dewa dan Gedung Ratu.

Pada edisi kedua (10-11 Juli) diikuti oleh peserta tiyuh-tiyuh dari kecamatan Tulang Bawang Udik dan tiyuh-tiyuh dari Kecamatan Tumijajar.

Pada edisi ketiga (17-18 Juli) diikuti peserta tiyuh-tiyuh dari Kecamatan Gunung Agung, Batu Putih dan Way Kenanga.

Pada edisi terakhir (24-25 Juli) diikuti peserta tiyuh-tiyuh dari Kecamatan Lambukibang dan Tulang Bawang Tengah.

Dengan mempertimbangkan situasi pandemi, lanjut Qyoko, festival hanya mengundang tamu undangan sebanyak 25 persen dari kapasitas ampitheater Uluan Nughik saat acara pembukaan dan penutupan. Alur masuk pengunjung selama festival berada dalam pengawasan ketat panitia penyelenggara.

"Panitia juga telah menyiapkan sejumlah peralatan kesehatan seperti masker dan handsanitizer dalam jumlah yang memadai. Namun demikian panitia penyelenggara menghimbau pengunjung festival untuk selalu mematuhi protokol kesehatan," tandasnya. (*)

RELATED NEWS