FGD Laportbc Tahap ke-4, Sobat Sehat Beri Ruang Pasien Berbagi Pengalaman Jalani Pengobatan TBC
Yunike Purnama - Senin, 30 September 2024 06:08BANDARLAMPUNG - Organisasi Penyintas TBC (OPT) Sobat Sehat kembali menggelar FGD Lapor TBC Sosialisasi Penggunaan Kanal Aduan dan Umpan Balik Aplikasi Laportbc bertempat di Poli TB RO RSUD Abdul Moeloek pada Sabtu, 28 September 2024.
Dalam agenda FGD kali ini, Sobat Sehat kembali menggundang langsung para pasien TB RO untuk mencoba menggunakan berbagai fitur dari Aplikasi dan Website Laportbc.
Ketua Sobat Sehat Ardiansyah mengatakan, "Kegiatan FGD ini merupakan agenda bersama Perhimpunan Organisasi Pasien TBC (POP TB) Indonesia yang keempat kalinya di tahun 2024 dan dalam setiap agenda FGD memang fokus memberikan edukasi ke pasien terkait adanya platform laportbc," papar Ardi.
Kegiatan FGD kali ini diadakan khusus untuk pasien dalam rangka mengenalkan aplikasi dan website Laportbc, diharapkan pasien dapat memanfaatkan berbagai fitur yang ada agar dapat mengakses pengetahuan dan informasi lengkap seputar TBC.
Selanjutnya dari Wakil Ketua Yudi Novriansyah mengatakan, dalam FGD ini turut menjadi momen mengenalkan program yang sudah dimiliki Sobat Sehat selain Laportbc, ada juga responden hotline dan terbaru ada layanan bantuan hukum (paralegal). Selain itu, acara ini menjadi agenda yang ditunggu pasien karena menjadi kegiatan untuk saling sharing selama menjalani pengobatan.
"Kami juga ingin memberikan pemahaman lebih dalam kepada pasien bahwa ada organisasi wadah bagi penyintas TB dan setelah sembuh dari pengobatan ternyata bisa kembali produktif bahkan bisa lebih bermanfaat untuk orang lain, maka kami mendorong untuk para pasien menyelesaikan pengobatannya hingga tuntas,"paparnya.
- Mahasiswa Magang BCF Batch 7 ILS bersama Sobat Sehat Edukasi Bahaya TBC kepada Santri Al-Hikmah
- PGN Ajak Investor dan Analis Kunjungi Operasi Gas di Jawa Tengah
- Vaksinasi Rabies Gratis dan Pembagian Bibit Pohon Alpukat: Kolaborasi Yayasan Pemberdayaan Nusantara dan PDHI Lampung
- Jasa Raharja Gelar Program Safety Campaign Kepada 4 Ribu Lebih Mahasiswa di 29 Wilayah
Narasumber Ulfatun Nissa menyampaikan, "Dengan hadirnya aplikasi dan website Lapor TBC memudahkan pasien hanya cukup melalui smartphone sudah dapat mengenali hak pasien, mendapat informasi dan akses fasilitas layanan kesehatan terdekat, terhubung dengan forum hingga melakukan pengaduan baik terkait akses layanan, enabler, stigma dan diskriminasi sampai dengan layanan kesehatan mental,"papar Nissa.
"Di aplikasi juga ada forum sesama pasien, jadi bisa merasakan perjuangan yang sama dan semangat menjalani pengobatan hingga sembuh, ada juga fitur keluhan selama pengobtan, jadi kalau ada keluhan yang sungkan disampaikan ke pasien supporternya ternyata bisa juga melalui aplikasi ini,"ujarnya.
Dari pemaparan narasumber, disambut antusias oleh pasien yang hadir seperti Sri Hastuti (40 tahun) yang merupakan pasien TB RO dengan pengobatan BPaLM baru saja selesai pengobatan di bulan September 2024. Ia berbagai pengalaman selama pengobatan kepada pasien yang hadir saat merasakan efek samping obat dan dukungan psikososial baik dari keluarga dan pasien supporter.
Selanjutnya, pasien Mustofa dengan pengobatan BPaLM berbagai pengalaman terkait efek samping obat yang timbul yakni sulit berdiri lama dengan keluhan kaki kebas yang cukup mengganggu.
Kemudian, ada Risa Nelvia pasien anak berusia 13 tahun yang menjalani pengobatan jangka panjang TB RO pre xdr. Saat acara memang pasien tidak banyak bicara, pasien seperti terlihat seperti terganggu dalam psikologisnya. Dalam menjalani pengobatan ini memang tidak mudah dia hanya sesekali meneteskan air mata saat mendengarkan paparan yang diberikan.
Kegiatan FGD Sosialisasi Penggunaan Aplikasi dan Website Laportbc ini juga mendapat apresasi dari kepala ruangan paru Supari.
"Terimakasih untuk OPT Sobat Sehat yang sudah memfasilitasi dan memberikan support kepada para pasien melalui kegiatan FGD ini, diharapkan dapat menambah semangat pasien untuk terus menjalani pengobatan hingga sembuh, tidak merasa terdiskriminasi dengan penyakit TBC dan tetap mampu produktif bahkan setelah menjadi penyintas nanti kedepannya," ujar Supari. (*)