DPK Perbankan Terus Naik, Tembus Rp7.927 Triliun Pada Oktober 2022

Yunike Purnama - Rabu, 07 Desember 2022 05:48
DPK Perbankan Terus Naik, Tembus Rp7.927 Triliun Pada Oktober 2022Rapat Dewan Komisioner OJK Desember 2022 secara virtual Selasa, 6 Desember 2022. (sumber: Tangkapan layar)

JAKARTA - Simpanan nasabah perbankan terus meningkat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang menunjukkan pertumbuhan sepanjang tahun 2022.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan, nilai DPK industri perbankan mencapai Rp 7.927 triliun pada Oktober 2022. Nilai tersebut meningkat 9,41% yoy.

"Nilai itu meningkat dari laju pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,77% yoy, yang utamanya didorong peningkatan produk giro," kata Dian dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK November 2022 secara virtual pada Selasa, 6 Desember 2022.

Tak hanya DPK, penyaluran kredit perbankan juga naik 11,95% yoy menjadi Rp 6.333,51 triliun pada Oktober 2022. Peningkatan terutama ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh 13,65% yoy.

Selain investasi, penyaluran kredit juga ditopang kredit UMKM, ritel dan konsumer Sedangkan secara sektoral, terutama didorong oleh pertumbuhan sektor pertambangan, penggalian, industri pengolahan, konstruksi, perantara keuangan dan rumah tangga.

Sementara secara bulanan, penyaluran kredit perbankan juga meningkatkan pertumbuhan. Tercatat penyaluran kredit industri perbankan secara mtm naik menjadi Rp 58,61 triliun.

Dian bilang risiko kredit melanjutkan penurunan dengan rasio NPL net sebesar 0,78 persen dan NPL gross 2,72%. Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19 juga kembali menurun sebesar Rp 5,57 triliun menjadi Rp 514,07 triliun.

"Jumlah nasabah restrukturisasi kredit juga menurun menjadi 2,55 juta nasabah. Sementara pada September 2022 mencapai 2,63 juta nasabah," terangnya.

Sedangkan posisi Devisa Neto (PDN) mencapai 2,01% pada Oktober 2022, jauh di bawah threshold 20%. Capital Adequacy Ratio (CAR) industri justru meningkat menjadi 25,13i posisi September 2022 sebesar 25,09%.

Dengan realisasi tersebut, OJK memproyeksi penyaluran kredit pada tahun depan akan terus meningkat jika tidak ada pemburukkan yang luar biasa, terutama akibat dampak kondisi geopolitik.

"Saya kira tren masih meningkat. Juga demikian, dengan kredit valas meningkat, DPK berbentuk juga masih meningkat signifikan," terangnya.

Terlebih, risiko yang dihadapi perbankan itu masih cukup terkendali walaupun di tengah - tengah kenaikan suku bunga acuan yang berisiko mendorong kenaikan risiko kredit maupun tekanan terhadap kondisi likuiditas.

Selain itu, likuiditas perbankan juga masih ample dan memadai untuk penyaluran kredit. Bahkan permodalan perbankan juga masih kuat untuk menopang bisnis maupun kebutuhan finansial ke depan. (*)

Editor: Redaksi
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS