Butuh Modal Jumbo Aliri Listrik Ribuan Desa, PLN Minta Disuntik Modal Negara

Yunike Purnama - Selasa, 29 November 2022 14:57
Butuh Modal Jumbo Aliri Listrik Ribuan Desa, PLN Minta Disuntik Modal NegaraAda kurang lebih 4.400 lebih desa yang belum mendapatkan listrik di Indonesia. (sumber: TrenAsia.com)

JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengakui memang membutuhkan modal besar jika ingin menyambungkan listrik ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar alias 3T.  Butuh modal Rp25 hingga 45 juta per pelanggan untuk mendorong listrik di daerah 3T tersebut.

Darmawan mengatakan jika secara bisnis, menyambung listrik ke daerah 3T sama sekali tidak menguntungkan. Meski begitu, PLN tetap menyambung listrik ke daerah 3T untuk melakukan pemerataan dan elektrifikasi.

Menurut Darmawan, setidaknya ada 4.400 desa di daerah 3T yang belum teraliri listrik. Karena ada daerah yang benar-benar terisolir, strategi PLN adalah mencari sumber daya terdekat yang tersedia di daerah tersebut, baik hydro, panas bumi, angin, ataupun tenaga surya dari daerah setempat untuk menghasilkan listrik.

"Jadi kami akui secara pertimbangan komersial tidak feasible cuma dalam rangka mengejawantahkan sila kelima soal keadilan sosial dan sila ke tiga persatuan Indonesia, maka PMN dibutuhkan untuk bangun infrastruktur ketenagalistrikan dan memberikan layanan ke saudara kita di 3T," kata Darmawan dikutip dari TrenAsia.com jaringan Kabarsiger.com pada Selasa, 29 November 2022.

Darmawan menambahkan, masih banyak sekali desa di Indonesia yang belum mendapatkan listrik. Ada kurang lebih 4.400 lebih desa yang belum mendapatkan listrik di Indonesia. Untuk itu pihaknya akan mengajukan PMN senilai Rp10 triliun di 2023 untuk mendanai elektrifikasi di 4.400 desa tersebut.

Melalui suntikan PMN 2022, PLN sendiri sudah mendapatkan Rp5 triliun modal tambahan dari negara. Darmawan mengakui PMN tersebut sudah diterima dalam dua tahap di bulan Oktober 2022.

Dari total Rp 5 triliun, Darmawan memaparkan ada 3 alokasi utama yang disalurkan PLN. Pertama fungsi pembangkit EBT di daerah 3T sebesar Rp220 miliar, kedua untuk transmisi dan gardu induk di daerah 3T sebesar Rp2,56 triliun, dan ketiga untuk distribusi dan listrik desa sebesar Rp2,21 triliun.

Hal ini diharapkan dapat menciptakan multiplier effect melalui peningkatan penyerapan tenaga kerja, peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan pelayanan sektor kesehatan hingga hasil produksi sektor industri. Per Oktober 2022 rasio desa yang telah merasakan listrik dari PMN sudah sebesar 90,97% dan akan terus ditingkatkan menjadi 93,83% di 2023. (*)

Editor: Redaksi
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS