BI: Inflasi Juni 2022 Disebabkan Kenaikan Komoditas Cabai dan Bawang Merah
Yunike Purnama - Sabtu, 02 Juli 2022 08:25BANDARLAMPUNG - Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Lampung pada bulan Juni 2022 mengalami inflasi yaitu sebesar 1,20% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,59% (mtm) dan rata-rata inflasi dalam 3 (tiga) tahun terakhir sebesar 0,48% (mtm).
Tingkat inflasi IHK tersebut lebih tinggi dibandingkan Nasional dan Sumatera yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,61% (mtm) dan 1,16% (mtm).
Secara tahunan, inflasi Provinsi Lampung Juni 2022 tercatat sebesar 5,00% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional yang tercatat sebesar 4,35% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan inflasi Sumatera yang tercatat sebesar 5,82% (yoy).
- 5 Cara Jitu Hemat Kuota Data
- Bank Dunia: Covid-19 Naikkan Pengguna Ekonomi Digital
- Program Follow Me, Dukungan TikTok untuk Majukan UKM di Asia
Sumber Inflasi Juni 2022
Dilihat dari sumbernya, inflasi pada bulan Juni 2022 didorong oleh peningkatan harga pada beberapa komoditas seperti: Cabai Merah, Cabai Rawit, Bawang Merah, Angkutan Udara, dan Rokok Kretek Filter dengan andil masing-masing sebesar 0,57%; 0,26%; 0,13%; 0,12%; dan 0,05%.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Irfan Farulian mengatakan, "Kenaikan harga Cabai Merah, Cabai Rawit, dan bawang merah disebabkan oleh terganggunya produksi akibat adanya serangan hama dan pengaruh curah hujan yang tinggi di beberapa sentra produksi baik di Provinsi Lampung maupun di Jawa," paparnya dalam keterangan resmi dikutip Sabtu, 2 Juli 2022.
Selanjutnya, peningkatan harga tarif angkatan udara disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang memberikan kewenangan kepada maskapai untuk dapat menentukan tarif tambahan akibat kenaikan bahan bakar avtur yang cukup tinggi sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 68 tahun 2022.
Sementara itu, kenaikan harga rokok didorong oleh berlanjutnya peningkatan harga oleh produsen rokok secara bertahap seiring dengan kenaikan tarif cukai rokok di awal tahun 2022.
Sumber Deflasi Juni 2022
Meski demikian, inflasi yang lebih tinggi pada periode Juni 2022 tertahan oleh adanya deflasi yang terjadi pada sebagian komoditas di antaranya Minyak Goreng, Bawang Putih, Angkutan Antar Kota, Kangkung, dan Ikan Kembung dengan andil masing-masing sebesar -0,06%; -0,06%; -0,03%; -0,02%; dan -0,02%.
Penurunan harga komoditas minyak goreng pada Juni 2022 disebabkan oleh kebijakan pemerintah terkait dengan dorongan untuk pemenuhan Domestic Market Obligation (DMO) dan harga CPO dunia yang mulai relatif stabil.
Lebih lanjut, penurunan harga bawang putih disebabkan oleh melimpahnya pasokan seiring dengan peningkatan produksi dalam negeri dan pasokan dari luar negeri sejalan dengan dibukanya impor bawang putih.
Sementara itu, penurunan tarif angkutan antar kota disebabkan oleh adanya normalisasi harga pasca pemberlakuan tarif tuslah. Komoditas lainnya yang menahan tekanan inflasi adalah kangkung yang disebabkan oleh meningkatnya pasokan seiring dengan masuknya masa panen. Selanjutnya, penurunan harga komoditas ikan kembung disebabkan oleh terjaganya pasokan dan menurunnya permintaan.
- 10 Daftar Film Netflix Terbaik Paruh Pertama 2022
- Lagi Tren, Begini Cara Membuat NGL Link di Instagram Stories
- Quarter Life Crisis: Ketika Dewasa Tak Semudah Yang Dibayangkan
"Ke depan, KPw BI Provinsi Lampung memandang bahwa inflasi akan tetap terkendali pada rentang sasaran 3±1%," papar Irfan.
Namun demikian, terdapat beberapa risiko yang perlu dimitigasi, antara lain dari risiko kelompok inti, adanya risiko ketidakpastian pasar keuangan global seiring dengan masih berlanjutnya permasalahan ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina serta percepatan normalisasi kebijakan moneter Bank Sentral di dunia yang meningkatkan tekanan kepada Nilai Tukar Rupiah.
Kemudian, berlanjutnya peningkatan second round impact VF dan AP seiring dengan harga bahan pangan dan energi internasional yang masih dalam tren naik pada triwulan II 2022 serta peningkatan ekspektasi inflasi seiring dengan meningkatnya mobilitas, pembiayaan perbankan, dan berlanjutnya pemulihan ekonomi kedepan. (*)