Berikut Beberapa Hal yang Dibutuhkan Untuk Anak Sukses, Ternyata Bukan IQ Tinggi
Yunike Purnama - Sabtu, 03 Desember 2022 11:21BANDAR LAMPUNG - Anak yang tumbuh dengan dengan kecerdasan intelektual atau IQ tinggi belum cukup sebagai modal sukses di masa depan. IQ adalah kecerdasan intelektual, kecerdasan yang terbentuk atas proses pembelajaran dan pengalaman hidup.
Namun nyatanya, penelitian menunjukkan ketekunan menjadi jauh lebih penting daripada skor IQ tinggi, sekolah bergengsi, atau nilai raport yang bagus.
Dilansir dari CNBC Internasional, penelitian dari salah satu psikolog anak, Michele Borba menyebutkan bahwa ketekunan adalah kemampuan nomor satu yang bisa mendukung kesuksesan anak di masa depan.
- Naik Lagi! Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Sabtu, 3 Desember 2022
- Berikut 6 Fakta Perkembangan Bursa Sepekan
- Sepekan Data Perdagangan BEI Mayoritas Ditutup Positif
Anak yang tumbuh dengan dengan kecerdasan intelektual atau IQ tinggi belum cukup sebagai modal sukses di masa depan. IQ adalah kecerdasan intelektual, kecerdasan yang terbentuk atas proses pembelajaran dan pengalaman hidup.
Namun nyatanya, penelitian menunjukkan ketekunan menjadi jauh lebih penting daripada skor IQ tinggi, sekolah bergengsi, atau nilai raport yang bagus.
Dilansir dari CNBC Internasional, penelitian dari salah satu psikolog anak, Michele Borba menyebutkan bahwa ketekunan adalah kemampuan nomor satu yang bisa mendukung kesuksesan anak di masa depan.
Berdasarkan penelitian tersebut, anak-anak yang memiliki ketekunan dan tidak mudah menyerah memiliki kepercayaan diri yang tinggi bahwa usaha mereka akan membuahkan hasil baik. Dengan demikian, anak tetap termotivasi untuk bekerja keras dan menyelesaikan apa yang mereka mulai, walaupun ada banyak kendala dalam prosesnya.
"Saya menemukan bahwa ketekunan adalah soft skill No. 1 yang membedakan anak-anak yang memiliki motivasi tinggi dengan mereka yang mudah menyerah," ujarnya dikutip Sabtu, 3 Desember 2022.
Lantas, bagaimana cara mengasah ketekunan anak? Berikut lima cara yang bisa dilakukan ayah dan bunda, menurut Michele Borba.
1. Latih Anak agar Tak Mudah Putus Asa
2. Apresiasi Usaha Anak
3. Berikan Anak Waktu untuk Beristirahat
4. Latih Anak untuk Mandiri
5. Validasi Perasaan Anak
Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh psikolog dari Universitas Stanford, Carol Dweck, anak-anak cenderung mudah menyerah ketika mereka dipuji karena kecerdasan bawaan ("Kamu sangat pintar!"), dibandingkan ketika mereka dipuji atas upaya mereka ("Kamu bekerja sangat keras!").
Sebuah studi oleh Massachusetts Institute of Technology menemukan bahwa anak-anak berusia 15 bulan dapat mempelajari ketekunan jika orang tua mereka mencontohkan perilaku tersebut.
Para peneliti menemukan anak-anak yang melihat orang dewasa berjuang untuk mencapai tujuan, berusaha lebih keras menyelesaikan tugas sulit mereka sendiri. Hal itu bila dibandingkan dengan anak-anak yang melihat orang dewasa berhasil dengan mudah.
- Perbakal Kembangkan UMKM lewat Acara Ngopi Bareng
- Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp6,31 Kuadriliun per Oktober 2022
- Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Minggu, 27 November 2022
Studi ini juga menemukan bahwa anak-anak dapat belajar pentingnya berusaha setelah melihat hanya dua contoh orang dewasa yang berjuang keras.
Perlu diketahui, ketekunan adalah skill yang seharusnya dipelajari sejak usia dini. Pertanyaannya, bagaimana orang tua bisa membantu anak melatih ketekunan?
Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan orang tua menurut Michele, misalnya tidak memberikan tekanan kepada anak untuk selalu berhasil, selalu mengapresiasi usaha yang dilakukan anak (berfokus pada proses, bukan hasil akhir), beri anak pemahaman bahwa kesuksesan hanya bersifat sementara, dan selalu pahami tingkat kemampuan anak.(*)