Apple Jadi Perusahaan Pertama di Dunia Bernilai Rp43.000 Triliun

Yunike Purnama - Selasa, 04 Januari 2022 13:00
Apple Jadi Perusahaan Pertama di Dunia Bernilai Rp43.000 TriliunApple Inc mencapai tonggak sejarah menjadi perusahaan pertama dengan valuasi senilai USD3 triliun atau setara Rp43.000 triliun. (sumber: Reuters)

PERUSAHAAN raksasa teknologi Apple Inc mencapai tonggak sejarah menjadi perusahaan pertama dengan valuasi senilai USD3 triliun atau setara Rp42.900 triliun (kurs Rp14.300 per USD).

Saham Apple (AAPL) naik sekitar 1% dalam perdagangan premarket pada Senin menjadi sekitar USD181,75. Saham perlu mencapai USD182,85 agar Apple melampaui angka USD3 triliun.

Pada Agustus 2018 nilai pasar Apple pertama kali melewati ambang USD1 triliun dan melewati USD2 triliun pada Agustus 2020.

Saham Apple ditutup naik USD4,44 atau 2,5%, menjadi USD182,01, sehingga kapitalisasi pasarnya saat ini tercatat berada di angka USD2,99 triliun.

Di tahun ini saham Apple naik lebih dari 35%. Perusahaan telah diuntungkan dari meningkatnya permintaan untuk iPhone 13 terbaru dan model lama lainnya serta layanan berlangganan seperti Apple Music, Apple TV+, iCloud, dan App Store yang populer.

Kenaikan disebabkan penjualan melonjak hampir 30% menjadi lebih dari USD83 miliar pada kuartal terbaru Apple, yang berakhir bulan September lalu. Perusahaan ini juga memiliki pendapatan uang tunai senilai USD191 miliar.

Tapi tak berselang lama, Apple mungkin akan memiliki beberapa pesaing perusahaan di klub USD3 triliun. Diketahui, Microsoft (MSFT) bernilai sekitar USD2,6 triliun dan nilai pasar pemilik Google Alphabet (GOOGL) sekitar USD2 triliun.

Kemudian, Amazon (AMZN) yang memiliki kapitalisasi pasar USD1,7 triliun, dan Tesla (TSLA) milik Elon Musk senilai USD1 triliun.

Melansir Bloomberg, Apple sangat rentan terhadap salah satu kekhawatiran ekonomi makro terbesar untuk 2022, yakni inflasi. Tidak seperti perusahaan perangkat lunak dan internet, bisnis utama perusahaan melibatkan penjualan produk perangkat keras fisik.

Hal ini berarti jika upah, pengiriman dan biaya bahan baku terus naik, profitabilitas Apple akan berkerut. Sebab, iPhone dan Mac dijual dengan harga tinggi dibandingkan dengan pesaing mereka, perusahaan memiliki kemampuan terbatas untuk menaikkan harga lebih jauh.

Banyak konsumen dapat dengan mudah menunda pembelian smartphone seharga USD1.000 dengan mempertahankan iPhone lebih lama.

Di luar faktor ekonomi eksternal, prospek Apple diragukan telah meningkat secara dramatis untuk membenarkan reli terbaru. Pada akhir Oktober, raksasa teknologi itu meleset dari ekspektasi penjualan analis untuk tiga bulan yang berakhir pada September.

Laporan terbaru menunjukkan tahun ini tidak terlihat jauh lebih baik. Akhir November di sebuah konferensi investor, kepala bisnis nirkabel AT&T Inc. mengatakan dia memperkirakan pertumbuhan pelanggan tidak akan sekuat pada 2022. Itu bukan pertanda baik bagi Apple, untuk dihari berikutnya.

Kemudian ada penilaian, Apple tidak murah. Saham diperdagangkan sekitar 30 kali perkiraan pendapatan tahun fiskal 2022, yang lebih dari 50% di atas rata-rata historis lima tahun.

Sementara rasio itu mirip dengan induk Google Alphabet Inc. dan Microsoft Corp, raksasa teknologi lainnya diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang lebih signifikan di tahun mendatang.

Analis memperkirakan pertumbuhan penjualan Apple akan melambat secara dramatis dari 33% untuk tahun fiskal 2021 menjadi 4% pada tahun fiskal saat ini. (*)

Editor: Yunike Purnama
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS