APINDO: Lebih Dari 1 Juta Pekerja Kena PHK Sepanjang 2022
Yunike Purnama - Rabu, 04 Januari 2023 13:18
JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan ada lebih dari satu juta pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang 2022.
Ketua Umum Apindo Hariyadi B Sukamdani mengatakan hal ini mengacu pada data BPJS Ketenagakerjaan. Hingga November 2022, terdapat 919.071 klaim jaminan hari tua (JHT) ke BPJS Ketenagakerjaan setelah pekerja terdampak PHK.
“Januari sampai November 2022 sebanyak 919.071 pekerja PHK, sudah pasti itu mengambil JHT karena PHK,” ujar Hariyadi pada Press Conference Apindo dikutip dari TrenAsia.com jaringan Kabarsiger.com pada Selasa, 3 Januari 2023.
- Momen Natal dan Tahun Baru 2023, Trafik Broadband Telkomsel Tumbuh 11,6 Persen
- Stres Menjadi Generasi Sandwich, Ini yang Harus Dilakukan
- IHSG Hari Ini Diproyeksi Cenderung Sideways, Ini Deretan Saham Pilihan Analis
Namun, jika melihat hingga Sesember 2022, Ketum Apindo memperkirakan lebih dari satu juta pekerja terimbas PHK ini. Hal ini menurut Apindo terjadi sebagai dampak pandemi dan penurunan ekspor terutama pada sektor tekstil dan produk testil (TPT).
Selain itu, menurut Hariyadi, kebijakan terkait upah minimum juga mempengaruhi langkah perusahaan yang mengharuskan untuk melakukan efisiensi. Namun, hal tersebut bukan menjadi faktor langsung PHK.
- Angkutan Barang KAI Divre IV Tanjung Karang Tumbuh 15,08 Persen
- PTPN VII Dorong Inovasi Maksimalkan Kinerja
- Jelang Tahun Baru Harga Ikan Laut di Bandar Lampung Naik
Jika dilihat dari data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), pada Januari hingga Oktober 2022, terdapat 11.626 tenaga kerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK.
Meskipun nilai investasi naik, namun nyatanya industri tak dapat menyerap tenaga kerja yang semestinya. Apindo juga mengakui adanya penyerapan kerja yang turun.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) pada 2013, penyerapan tenaga kerja mencapai 1.829.950 orang, dengan investasi Rp398,5 triliun. Pada 2021, investasi naik tiga kali lipat menjadi Rp901 triliun, tapi hanya mampu membuka lapangan kerja sebanyak 1,2 juta tenaga kerja.(*)