Akhir Pekan, Kurs Rupiah Ditutup Melemah
Yunike Purnama - Minggu, 13 Agustus 2023 09:31JAKARTA - Nilai kurs rupiah ditutup melemah pada perdagangan Jumat, 11 Agustus 2023, setelah tumbuh prediksi bahwa The Federal Reserve (The Fed) tidak akan menurunkan suku bunga acuannya tahun ini.
Menurut data perdagangan Bloomberg, hari ini nilai kurs rupiah ditutup melemah 34 poin di posisi Rp15.219 per-dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan sebelumnya, Kamis, 10 Agustus 2023, nilai kurs rupiah ditutup menguat 4 poin di level Rp15.185 per-dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, inflasi indeks harga konsumen (IHK) AS memang memicu ekspektasi bahwa The Fed akan memeprtahankan suku bunganya pada September 2023.
Pada Kamis, 10 Agustus 2023 waktu setempat, data indeks harga konsumen AS menunjukkan inflasi di posisi 3,2% secara tahunan.
- The All-New Subaru Outback Hadir di GIIAS 2023
- Bagaimana Nol Emisi Dapat Terwujud dengan ESG?
- Media Perlu Ambil Bagian Edukasi tentang ESG
- Simak Lima Fakta Ekonomi Syariah, Sistem yang Sempat Cetak Sukses Bersejarah
Walaupun naik dari 3,2% pada bulan sebelumnya, tapi angkanya masih lebih rendah dibanding ekspektasi pasar 3,3%.
Akan tetapi, pembacaan terhadap inflasi itu pun turut menumbuhkan prediksi bank sentral AS belum akan menurunkan suku bunganya di tahun ini seperti yang diproyeksikan oleh berbagai pihak pada awal tahun 2023.
"Pasar memangkas ekspektasi mereka untuk penurunan suku bunga tahun ini dengan suku bunga diperkirakan tetap di level tertinggi selama 22 tahun," ujar Ibrahim kepada wartawan, Jumat, 11 Agustus 2023.
Saat ini, pelaku pasar masih menanti data-data terbaru untuk membaca arah kebijakan The Fed, dan yang terdekat adalah data inflasi produsen AS periode Juli yang akan dirilis malam ini.
Sementara itu, walaupun produk domestik bruto (PDB) Inggris tumbuh 0,2% pada kuartal kedua tahun 2023, namun negara tersebut tetap menjadi satu-satunya negara maju yang belum kembali ke kondisi perekonomian level prapandemi.
Dengan angka inflasi yang masih tinggi di sana, kenaikan suku bunga lebih lanjut pun masih akan terjadi dan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di Inggris pada masa mendatang. (*)