BANDARLAMPUNG - Ketika memulai bisnis, terutama bagi pemula, mereka kadang terlebih dahulu mencari mentor bisnis yang dapat mengajarkan cara berbisnis agar bisnisnya sukses.

Namun tidak semua ajaran bisnis itu benar. Apabila salah memahami, bisa jadi hal itu malah dapat merugikan bisnis yang sedang dibangun.

Dikutip dari kanal Youtube Success Before 30, berikut 3 pemikiran yang salah tentang bisnis:

1. Bisnis yang Penting Dimulai Dulu

Hal ini ada benarnya, namun jika tanpa persiapan dan perencanaan, persentase resiko bisnis untuk gagal akan tinggi.

Memulai bisnis mungkin bukan perkara sulit, tapi mempertahankan bisnis bukanlah perkara yang mudah.

Sebelum memulai bisnis, setidaknya harus punya persiapan dan partner yang tepat. Dengan demikian, peluang bisnis untuk berhasil akan semakin tinggi.

• Terbaik dalam Penyaluran Kredit, 5 Bank Raih Penghargaan dari Podomoro City Deli Medan
• Mahasiswa ITERA Latih Petani Buat Pestisida Organik Berbahan Jahe Hingga Daun Pepaya
• Syarat Daftar UMKM Online dan Tahapan Membuat Izin Usaha

2. Produk Bagus Pasti Laris, Meskipun Tanpa Promosi

Pertanyaannya adalah bagaimana orang mau membeli produk tersebut, jika calon pembeli tidak tahu kalau produk tersebut ada.

Disinilah peran promosi yaitu memperkenalkan kepada calon pembeli keberadaan suatu produk.

Dengan promosi, orang bisa tahu manfaat dan kualitas suatu produk. Hal ini akan mendorong customer untuk membeli produk tersebut.

3. Bisnis Itu Harus Berhutang

Ada 2 jenis hutang, yaitu hutang yang baik dan hutang yang buruk.

Hutang yang buruk biasanya digunakan untuk membeli barang-barang konsumsi. Sedangkan, hutang yang baik salah satu contohnya adalah digunakan untuk memperbesar modal usaha.

Berhutang dalam bisnis itu sesuatu yang baik, asalkan sudah direncanakan dengan matang untuk apa uang hasil hutang tersebut nantinya.

Akan tetapi bukan berarti bisnis harus berhutang, karena meskipun hutang untuk keperluan bisnis tetap akan ada resikonya.

Disinilah pentingnya perencanaan dalam berhutang yaitu untuk meminimalisir resiko yang ada.(*)