Gubernur Lampung Janji Perjuangkan Masalah Perbedaan Bea Masuk Ekspor
Eva Pardiana - Kamis, 15 April 2021 17:45BANDAR LAMPUNG – Gubernur Lampung Arinal Djunaidi berkomitmen untuk memperjuangkan solusi sejumlah masalah terkait ekspor Lampung, salah satunya perbedaan bea masuk ekspor ke beberapa negara.
Hal tersebut disampaikan Arinal saat memimpin Rapat Pembahasan Dukungan Kemudahan Investasi dan Ekspor Lampung, yang dilaksanakan di Mahan Agung, Bandar Lampung, Kamis (15/4/2021).
Arinal mengatakan akan melaporkan permasalahan yang dihadapi eksportir di Lampung kepada pemerintah pusat sebagai upaya dalam memberikan dukungan kemudahan investasi dan ekspor Lampung.
“Beberapa poin merupakan kewenangan pemerintah pusat, untuk itu, nanti kita akan membuat kajian dan melaporkan kepada pemerintah pusat sebagai upaya dalam meningkatkan ekspor,” ujarnya.
Beberapa poin yang dibahas dalam rapat ini, di antaranya masalah belum terselesaikannya perundingan dengan negara tujuan ekspor baru untuk buah segar dan kebijakan dilakukkannya impor terhadap produk-produk yang mengakibatkan kerugian bagi petani atau produsen lokal.
Dalam kesempatan itu, Arinal Djunaidi mengajak eksportir lokal dalam hal ini PT Great Giant Pineapple (GGP) untuk bersama-sama mendukung upaya peningkatan ekspor Lampung.
Government Relations and External Affair Director GGP Welly Soegiono, menuturkan bahwa penetapan bea masuk impor merupakan kebijakan masing-masing negara.
Namun, yang menjadi persoalan adanya perbedaan tarif bea masuk di negara ekspor tujuan, seperti Indonesia melakukan ekspor buah salad ke Korea Selatan terkena bea masuk 40 persen sedangkan dari Vietnam hanya terkena bea masuk 22,5 persen.
Kemudian, Indonesia dengan tujuan Pakistan terkena bea masuk 20 persen, sedangkan Malaysia ke Pakistan bea masuknya 0 persen.
“Ini merupakan bentuk diskriminasi. Apabila masalah ini dapat selesai, maka ekspor kita pasti akan meningkat. Tentunya untuk menyelesaikan permasalahan ini maka diperlukan perundingan,” jelas Welly.
Welly mendukung upaya kemudahan ekspor Lampung yang hingga saat ini masih belum terselesaikan, yaitu perundingan dengan negara tujuan ekspor baru untuk buah segar.
“Rencana kita akan melakukan ekspor komoditas buah nanas segar ke China, namun hingga saat ini masih dalam proses perundingan. Apabila hal ini dapat terbuka, maka ekspor Lampung akan sangat meningkat,” jelasnya.
Welly berharap pemerintah daerah dapat memberikan dukungan sebagai upaya untuk meningkatkan ekspor di Provinsi Lampung.
Turut hadir dalam rapat ini Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fahrizal Darminto, Inspektur Provinsi Lampung Freddy, Kepala Bapenda Adi Erlansyah, Kepala Bappeda Mulyadi Irsan, Kadis Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kusnardi, Kadis Perkebunan A Chrisna Putra, dan Kadis Tenaga Kerja Agus Nompitu.
Rapat juga dihadiri instansi vertikal dan perusahaan seperti PT Pelabuhan Indonesia II Panjang, KPPU Lampung, Kantor Bea Cukai Lampung, dan PT GGP. (*)