Balai Bahasa Lampung Gelar Bimtek Penyelarasan Naskah Cerita Anak Dwibahasa
Eva Pardiana - Rabu, 27 Agustus 2025 19:53
BANDAR LAMPUNG– Balai Bahasa Provinsi Lampung menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyuntingan dan Penyelarasan Naskah Cerita Anak Dwibahasa, Rabu (27/8/2025). Kegiatan yang berlangsung secara daring melalui Zoom dan disiarkan langsung di YouTube ini diikuti 113 peserta yang terdiri atas penulis, penerjemah, penyunting, dan ilustrator.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Lampung, Halimi Hadibrata, saat membuka acara menegaskan pentingnya penyelarasan naskah agar semua pihak yang terlibat memiliki persepsi yang sama. “Dengan adanya penyelarasan, buku cerita anak yang diterbitkan benar-benar sesuai dengan tujuan, yaitu menghadirkan bacaan dwibahasa yang bermutu bagi anak,” ujarnya.
Tiga narasumber hadir dalam sesi panel. Ilustrator profesional, Refita Ika Indrayati, membawakan materi Ilustrasi dan Penyelarasan Visual dalam Buku Cerita Anak Dwibahasa Jenjang C. Ia menekankan bahwa ilustrasi bukan sekadar pelengkap, tetapi jembatan pemahaman bagi anak. “Ilustrasi membantu memperjelas cerita, bahkan bisa menyampaikan informasi yang tidak tertulis di teks,” katanya.
Praktisi literasi Surya Darma, dengan nama pena Izzah Annisa, menyampaikan materi Penyuntingan Unsur Intrinsik dalam Cerita Anak Dwibahasa Jenjang C. Ia menekankan pentingnya alur yang runtut dan riset latar agar cerita tetap relevan. “Konflik sebaiknya muncul sejak awal agar cerita lebih hidup,” ujarnya.
- Komitmen Keuangan Berkelanjutan, BRI Mendapat Apresiasi di Kehati ESG Award 2025
- Kado Hari Pelanggan Nasional, 600 KK Prasejahtera di Lampung Dapat Sambungan Listrik Gratis PLN Selama 5 Tahun
- Rp1.137,84 Triliun untuk UMKM, Strategi BRI Perkuat Ekonomi Grassroot
Adapun akademisi Novita Sari, membahas Penyelarasan Teks Bahasa Lampung dan Bahasa Indonesia. Ia menekankan konsistensi dalam penggunaan kosakata maupun dialek. “Kalau memilih satu variasi, gunakan secara konsisten. Itu yang paling penting dalam naskah dwibahasa,” jelasnya.
Selain paparan materi, sesi tanya jawab berlangsung interaktif. Peserta mengajukan pertanyaan seputar proporsi ilustrasi, peran penulis dalam mendukung ilustrator, hingga teknik menjaga keseimbangan teks dan visual. Diskusi hangat ini memperkaya pemahaman peserta sekaligus menguatkan keterampilan mereka dalam menyunting dan menyelaraskan naskah.
Melalui bimtek ini, peserta diharapkan mampu menghasilkan buku cerita anak dwibahasa yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga komunikatif serta sesuai dengan kebutuhan pembaca usia 10–13 tahun. (*)