Vietnam Rencana Pangkas Ekspor Beras hingga 40%, Ini Tanggapan Mentan

2023-05-30T06:21:35.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Vietnam berancang-ancang memangkas ekspor beras hingga 44 persen mulai 2030.
Vietnam berancang-ancang memangkas ekspor beras hingga 44 persen mulai 2030.

JAKARTA - Vietnam berancang-ancang memangkas ekspor beras hingga 44 persen mulai 2030. Padahal selama ini, negara ini merupakan salah satu pemasok beras impor ke Indonesia.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo buka suara perihal rencana Vietnam tersebut. Dia meyakini pasokan beras nasional akan mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat, meskipun Vietnam memangkas ekspornya.

Beras kita cukup banyak. Coba lihat data Badan Pusat Statistik (BPS). Kita stoknya juga cukup dan kemarin juga sudah ada yang masuk,” kata Mentan melansir Antara, Senin(29/5/2023).

Syahrul mengatakan seluruh data yang dimiliki pemerintah menunjukkan pasokan beras di dalam negeri aman. Data tersebut dihimpun dari BPS, data pertanian menggunakan satelit dengan kecerdasan buatan, dan laporan manual yang diberikan daerah.

"Semua menunjukkan hal yang sangat positif. Kami pakai data paling rendah, itu di BPS,” ujar dia.

Vietnam, bersama India dan Pakistan merupakan sumber impor beras terbesar bagi Indonesia. Pada 2022, nilai impor beras Indonesia dari Vietnam diketahui sebanyak 81.828 ton.

Sebagaimana dikutip dari laporan Reuters, Vietnam bakal memangkas ekspor beras tahunannya hingga 44 persen mulai 2030 mendatang. Artinya, ekspor yang biasanya 7,1 ton hanya menjadi 4 juta ton per tahun.

Vietnam merupakan negara terbesar ketiga untuk ekspor beras dunia.

Berdasarkan laporan yang mengutip dokumen Pemerintah Vietnam tersebut, pengurangan ekspor dilakukan untuk memastikan ketahanan pangan di dalam negerinya, melindungi lingkungan dan beradaptasi dengan perubahan iklim, serta meningkatkan ekspor beras berkualitas.

Dengan kebijakan ini, maka ekspor beras Vietnam diperkirakan bakal turun menjadi USD 2,62 miliar per tahun pada 2030, dari sebelumnya mencapai USD 3,45 miliar. (*)