Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Beberapa waktu yang lalu Elon Musk melakukan rebranding terhadap platform media sosialnya yaitu Twitter menjadi X. Tidak hanya di situ, Elon Musk bahkan secara perlahan mengubah bagian lain dari platform microblogging tersebut, yaitu nama TweetDeck diubah menjadi XPro. Bahkan, belum lama ini Elon Musk juga mengubah istilah tweet dan quote Tweet di Twitter menjadi postingan dan repost.
Akan tetapi, tidak mengherankan jika rebranding adalah suatu hal yang sulit. Meski perubahan nama dan logo sebenarnya adalah suatu langkah yang terkesan lebih mudah, tapi menyesuaikan konsumen dengan identitas brand yang baru adalah suatu hal yang sulit untuk dilakukan.
Baru-baru ini, Google juga mencoba melakukan hal serupa, ketika memutuskan menggabungkan Google Duo dengan Meet menjadikannya suatu aplikasi yang sama. Bahkan, selama berbulan-bulan, Google tetap menyediakan kedua aplikasi tersebut meski dibuka dengan interface yang sama.
Kemudian, Google secara perlahan-lahan mulai memberitahu pengguna tentang peralihan yang mereka terapkan dan akhirnya merger pun terjadi. Di sisi lain, X atau Twitter hanya menyelesaikan seluruh proses rebrandingnya hanya dalam waktu tiga hari. Bahkan, ada laporan terbaru yang mengungkapkan tindakan rebranding Twitter ini berdampak pada jumlah unduhan aplikasi.
Seperti yang dikutip Trenasia.com dari HT Tech pada Kamis, 24 Agustus 2023, seorang analis bernama Eric Seufert memposting grafik di akun X-nya dan menyoroti dampak yang dapat dihadapi Twitter terkait pengunduhan aplikasi akibat mengubah nama brand dan logonya. Grafik tersebut menghitung jumlah unduhan harian untuk aplikasi media sosial teratas untuk memeriksa kinerja Twitter dibandingkan aplikasi serupa lainnya. Ia juga mengatakan bahwa Twitter telah mengalami penurunan dramatis dalam posisi chart Top Downloaded di kedua platform sejak aplikasi tersebut berganti nama menjadi X.
Diketahui baik di App Store untuk iOS dan Play Store di Android, Twitter meraih banyak unduhan hingga tanggal 31 Juli 2023, hari terakhir ketika nama dan logo Twitter masih terlihat di toko aplikasi. Akan tetapi, penurunan unduhan aplikasi terjadi sejak 1 Agustus, ketika platform tersebut secara resmi beralih menjadi X.
Menurut hipotesis Eric Seufert, meski pengguna internet sepenuhnya memang menyadari adanya perubahan branding dari Twitter menjadi X, sebagian besar konsumen tidak mengetahuinya. Mereka mungkin cenderung tetap menelusuri keyword ‘Twitter’ di toko aplikasi dan akhirnya menampilkan hasil penelusuran yang sama sekali tidak berbau Twitter atau X.
Selain itu, Twitter atau X tampaknya tidak ingin menghabiskan waktu atau tenaga, selain hanya memberi tahu melalui platform tersebut saja. Saat pengguna mencari keyword ‘Twitter’ memang menunjukkan X. Akan tetapi antara keyword Twitter dan X serta antara logo dan nama tampak tidak memiliki kesamaan. Hal itu mungkin yang membuat pengguna yang tidak update dengan berita teknologi terkini kesulitan untuk menemukan platform Twitter yang asli.(*)