Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total outstanding industri pembiayaan (multifinance) pada segmen UMKM mencapai Rp 160,68 triliun pada Mei 2023. Nilai tersebut tumbuh sebesar 7,59% secara year to date (ytd).
Deputi Komisioner Pengawas Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Otoritas Jasa Keuangan OJK Bambang W. Budiman menyebut jumlah kontrak UMKM industri pembiayaan mencapai 3,47 juta atau naik sebesar 34,53% ytd.
"Adapun untuk NPF gross dan NPF netto industri pembiayaan di UMKM masing-masing mengalami peningkatan secara ytd menjadi sebesar 2,59% dan 0,97% pada Mei 2023," ujarnya dalam acara peluncuran riset EY dan AFPI berjudul Studi Pasar dan Advokasi Kebijakan UMKM Indonesia.
Berdasarkan sektor ekonomi, diketahui outstanding UMKM didominasi oleh sektor ekonomi perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan motor serta sepeda motor sebesar Rp 47,06 triliun, atau setara dengan 29,29% dari total outstanding UMKM.
Sementara outstanding piutang pembiayaan naik menjadi 16,38% yoy pada Mei 2023 menjadi sebesar Rp 441,23 triliun, didukung pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 37,6% yoy dan 17,5% yoy.
Dengan profil risiko perusahaan pembiayaan secara keseluruhan masih terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) tercatat naik menjadi sebesar 2,63%.
Bambang mengatakan, UMKM menjadi sektor penting untuk terus didukung. Mengingat UMKM bertindak sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia. Tercatat kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sekitar 62% dan penyerapan tenaga kerja mencapai 97% dari total tenaga kerja di Indonesia.
"Dengan jumlah yang terus berkembang setiap tahun dan potensi terus tumbuh kontribusinya secara signifikan. UMKM masih menghadapi kendala dalam mendapatkan akses ke fasilitas pembiayaan sehingga perlu didukung oleh seluruh para pemangku kepentingan," pungkas Bambang.(*)