Tiga Teori Klasik tentang Asal Muasal Bulan

2023-09-02T22:54:54.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Bulan sebagai satu-satunya satelit alami yang dimiliki Planet Bumi memiliki berbagai misteri yang belum terjawabkan, termasuk dari mana bulan berasal. Sejumlah teori berkembang sejak ratusan tahun lalu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Bulan sebagai satu-satunya satelit alami yang dimiliki Planet Bumi memiliki berbagai misteri yang belum terjawabkan, termasuk dari mana bulan berasal. Sejumlah teori berkembang sejak ratusan tahun lalu untuk menjawab pertanyaan tersebut.

BANDARLAMPUNG - Bulan sebagai satu-satunya satelit alami yang dimiliki Planet Bumi memiliki berbagai misteri yang belum terjawabkan, termasuk dari mana bulan berasal. Sejumlah teori berkembang sejak ratusan tahun lalu untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Melansir Britannica, berikut adalah sejumlah teori klasik yang mencoba menjawab bagaimana bulan terbentuk.

Teori Koakresi

Merupakan konsep pertama dari tiga teori lama yang menjelaskan pembentukan Bulan. Teori ini menyatakan bahwa Bulan dan Bumi terbentuk secara bersamaan dari sebuah cakram akresi primordial, yaitu aliran gas, plasma, debu, atau partikel yang berputar di sekitar sebuah objek astronomi dan secara perlahan-lahan tersedot ke dalamnya. 

Teori ini juga menjelaskan kemiripan geologis antara Bulan dan Bumi. Gas dari cakram tersebut mengkondensasi menjadi materi dan puing-puing yang tertarik untuk bergabung dengan salah satu benda. Bumi secara kebetulan menarik lebih banyak materi dan meningkatkan massanya. Bumi memiliki massa yang lebih besar dan memiliki gravitasi yang lebih kuat, sehingga Bulan mulai mengorbit Bumi. 

Teori Fisi Bumi

Sir George Darwin, seorang astronom Inggris yang juga merupakan putra dari naturalis terkenal Charles Darwin, menyebutkan Bumi dulu mungkin berputar sangat cepat sehingga sebagian materi dari permukaannya bisa terlepas dan kemudian berkumpul membentuk Bulan. Pada awalnya, teori ini tampak masuk akal karena komposisi Bumi dan Bulan memiliki kemiripan.

Namun, seiring berjalannya waktu, teori ini tidak lagi dianggap sebagai penjelasan yang memadai. Hal tersebut karena tidak ada penjelasan bagaimana Bumi yang berputar dengan cepat dapat melepaskan sebagian besar materinya sendiri untuk membentuk Bulan. Selain itu, belum ada bukti yang ditemukan yang mendukung gagasan bahwa Bumi atau Bulan pernah berputar dengan sangat cepat pada masa pembentukan.

Teori Penangkapan

Pada teori ini, disebutkan Bulan bisa saja terbentuk di lokasi yang berbeda di Tata Surya, jauh dari pengaruh gravitasi Bumi. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa suatu ketika, Bulan mungkin berada dalam pengaruh gravitasi planet lain dalam jangka waktu tertentu sebelum akhirnya terlepas. 

Teori ini menyatakan bahwa Bulan kemudian melintasi Bumi dalam jarak yang sangat dekat sehingga Bumi dapat menangkapnya dan memasukkannya ke dalam orbit Bumi. Namun, tidak seperti planet lain seperti Mars, yang diyakini telah menangkap asteroid-asteroid kecil yang kemudian menjadi satelitnya, ilmuwan belum sepenuhnya memahami mekanisme yang memungkinkan Bumi menangkap Bulan dan memperlambat kecepatannya untuk menjaganya tetap berada di orbit. 

Selain itu, teori penangkapan ini telah kehilangan popularitasnya setelah diketahui bahwa Bumi dan Bulan memiliki kemiripan geologis yang signifikan.

Seperti berbagai fenomena alam di dunia ini, terbentuknya Bulan masih menjadi misteri. Belum ada teori yang secara pasti menyatakan kebenaran bagaimana bulan terbentuk.(*)