Tiga Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Resesi

2022-11-20T12:05:10.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perbankan sebesar 11,7% secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada periode Oktober 2022.
Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perbankan sebesar 11,7% secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada periode Oktober 2022.

BANDAR LAMPUNG - Dalam kondisi ekonomi yang tengah lesu atau sedang terjadi resesi, hal terbaik yang Anda lakukan adalah dengan memperhatikan pengeluaran dan tidak mengambil risiko yang tidak semestinya yang dapat membahayakan tujuan keuangan Anda.

Resesi dapat merusak kondisi keuangan pribadi Anda. Oleh karena itu, Anda perlu bersiap dan mengambil beberapa langkah sederhana untuk mengurangi risiko yang dapat membantu Anda mengatasi badai ekonomi.

Dikutip dari trenasia.com berikut 3 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Resesi Ekonomi:

1. Menjadi Cosigner

Seperti yang dilansir dari laman Investopedia, menjadi cosigner pinjaman dapat menjadi komitmen yang sangat berisiko. Jika peminjam tidak melakukan pembayaran yang diminta, maka pemberi pinjaman harus membayarnya.

Selama kondisi kemerosotan ekonomi, risiko yang terkait dengan pemberian utang justru lebih tinggi karena peminjam serta pemberi pinjaman mungkin menghadapi kemungkinan besar kehilangan pekerjaan atau melihat penurunan pendapatan bisnis.

Oleh karena itu, tetap berhati-hati jika Anda menjadi seorang cosigner bahkan untuk anggota keluarga atau teman terdekat sekalipun untuk terlepas dari risiko yang terjadi.

2. Mempertimbangkan Utang baru

Jika Anda mempertimbangkan untuk mengambil lebih banyak utang, ketahuilah bahwa jika penghasilan Anda menurun, maka situasi keuangan Anda akan jadi lebih sulit.

Memiliki lebih sedikit utang akan membuat pencarian pekerjaan jadi lebih mudah jika Anda kehilangannya. Selain itu, Anda jadi lebih cenderung menerima pekerjaan pertama yang diberikan kepada Anda meski gaji yang ditawarkan lebih sedikit.

Anda akan berada dalam posisi dan pola pikir yang jauh lebih baik untuk pulih jika Anda menjaga agar utang tetap rendah dan tidak membuat keputusan yang Anda sesali.

3. Berinvestasi dengan Risiko Tinggi

Investasi bukanlah hal yang aneh terutama bagi para pebisnis. Menjalankan bisnis membutuhkan ekspansi dan pertumbuhan setelah awalnya bertahan di pasar. Investasi sebaiknya tidak dilakukan selama kondisi perlambatan ekonomi.

mengambil utang memang terdengar sebagai pilihan yang baik karena bunga yang dibebankan umumnya jadi lebih rendah. Jadi, utang bisa diambil untuk menambah kapasitas produksi. Namun, pelunasan utang justru akan menjadi rintangan berikutnya selama resesi. Oleh karena itu, investasikan uang Anda setiap kali tanda-tanda pemulihan ekonomi yang berkelanjutan terlihat dan suku bunga baru saja mulai naik.

Resesi bukan periode yang mudah untuk dilalui karena ekonomi sedang melambat. Oleh karena itu, sebaiknya disarankan Anda untuk tidak mengambil risiko dengan uang dan menunggu sampai ekonomi tumbuh kembali. (*)