Tetap Optimis, OJK Belum Berencana Revisi Target Kredit Perbankan Tahun Ini

2023-07-05T06:35:30.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum berencana untuk revisi target kredit industri perbankan tahun ini. OJK masih optimistis kredit perbankan bisa tumbuh di kisaran 10% hingga 12%. Meski dalam tiga bulan terakhir, kredit industri perbankan tumbuh di bawah 10% secara tahunan (yoy).

"Kami optimis bahwa target pertumbuhan kredit tahun ini yang double digit, itu mudah-mudahan masih akan tercapai ya. Dan pada sampai dengan saat ini juga belum ada permintaan untuk melakukan perubahan dari Rencana Bisnis Bank (RBB) ya terkait dengan masalah pertumbuhan kredit ini," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers RDK Bulanan Juni 2023, Selasa (4/7).

Dian menegaskan, penyelenggaraan pemilu yang akan dilakukan kuartal I 2024 tidak akan berdampak pada pertumbuhan kredit industri perbankan pada tahun ini. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kegiatan pemilu justru berdampak positif terhadap pergerakan ekonomi nasional. 

"Dalam konteks peningkatan domestic consumption. Ini tentu kita sama-sama tahu bahwa selama pemilu itu berbagai kegiatan dan aktivitas kampanye itu cukup signifikan membantu perekonomian kita selama masa itu," jelasnya.

Di samping itu, OJK juga optimis bahwa pencabutan status pandemi covid 19 akan bisa mengakselerasi lebih baik lagi pertumbuhan kredit ke depan.

Sehubungan dengan hal tersebut, OJK mencatat kredit industri perbankan mencapai Rp 6.577 triliun pada Mei 2023. Nilai tersebut tumbuh 9,39% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit investasi sebesar 12,69%. Sementara untuk jenis kepemilikan, pertumbuhan kredit bank umum swasta nasional domestik tumbuh tertinggi yaitu sebesar 15,2% yoy.

Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) industri perbankan pada Mei 2023 melambat 6,55% yoy atau menjadi Rp 8.007 triliun. Perlambatan ini, terutama didorong penurunan pada giro ke level 8,35% yoy.

Adapun untuk likuiditas, masih dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) naik masing-masing menjadi 123,27% dan 27,52%. Nilai tersebut jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50% dan 10%.

Di samping itu, kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,77% dan NPL gross sebesar 2,52%. Risiko pasar juga menurun ditinjau dari Posisi Devisa Neto (PDN) tercatat stabil sebesar 1,57%. Sedangkan April 2023 sebesar 1,60%, jauh di bawah threshold 20%.

Sementara permodalan perbankan masih di level yang solid dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) di level 25,21%. Sedangkan pada April 2023 berada di angka 25,54%. (*)