Terdampak Pandemi, Realisasi PAD Bandar Lampung Tahun 2021 Hanya 49,9%

2022-06-22T14:47:47.000Z

Penulis:Eva Pardiana

Editor:Eva Pardiana

IMG-20220622-WA0040.jpg
Sidang Paripurna Penyampaian Pertanggungjawaban APBD 2021 di ruang sidang DPRD Kota Bandar Lampung, Rabu, 22 Juni 2022.

BANDAR LAMPUNG – Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandar Lampung tahun 2021 hanya mencapai Rp564,28 miliar atau 49,9% dari target yang ditetapkan sebesar Rp1,13 triliun.

Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana dalam Sidang Paripurna Penyampaian Pertanggungjawaban APBD 2021 mengatakan pandemi Covid-19 berdampak pada sektor perekonomian. Banyak usaha yang mengalami penurunan omzet hingga harus berhenti beroperasi sehingga kontribusi terhadap pajak dan retribusi menurun drastis.

"Pandemi juga menyebabkan adanya pembatasan kegiatan sehingga penagihan pajak dan retribusi kurang dilakukan secara maksimal," ujar Eva Dwiana di ruang sidang DPRD Kota Bandar Lampung, Rabu, 22 Juni 2022.

PAD Naik 4,98% dari Tahun Sebelumnya

Meski tidak mencapai target, lanjut Eva, realisasi PAD tahun 2021 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan PAD mencapai 4,98%. 

"Kelompok pendapatan transfer dianggarkan Rp1,56 triliun, terealisasi Rp1,46 triliun atau 93,58%. Lain-lain pendapatan yang sah dianggarkan Rp111,12 miliar, terealisasi Rp100,57 miliar atau 90,50%," paparnya.

Sementara itu, anggaran belanja dan transfer Pemkot Bandar Lampung yang ditetapkan Rp2,84 triliun, terealisasi 70,83% atau Rp2,01 triliun. Dengan rincian belanja operasi dialokasikan Rp2,08 triliun, terealisasi Rp1,59 triliun atau 76,37%.

Belanja modal dialokasikan Rp733,72 miliar, terealisasi Rp400,78 miliar atau 54,62%. Belanja tak terduga dianggarkan Rp30 miliar, terealisasi Rp24,51 miliar atau 81,73%.

"Anggaran penerimaan pembiayaan Rp170,81 miliar, terealisasi Rp20,81 miliar atau 12,18%. Pengeluaran pembiayaan dianggarkan Rp131 miliar, terealisasi Rp114,56 miliar atau 87,46%. Dari pelaksanaan tersebut diperoleh sisa lebih pembiayaan anggaran atau Silpa Rp15,60 miliar," pungkasnya. (IQB)