Tarif Listrik Hingga Harga BBM Tidak Jadi Naik

2022-03-22T16:22:51.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Yunike Purnama

Pemerintah masih mempertahankan tarif bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite hingga tarif listrik, belum ada kenaikan.
Pemerintah masih mempertahankan tarif bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite hingga tarif listrik, belum ada kenaikan.

BANDARLAMPUNG - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menyatakan Pemerintah masih mempertahankan tarif bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite hingga tarif listrik, belum ada kenaikan. Walaupun harga komoditas energi tengah meningkat.

"Kemudian fuel price, harga BBM kita nggak naik. Pertamax sudah terkena karena itu kelompok masyarakat kaya yang konsumsi, tapi Pertalite tidak diubah, Premium sudah hilang sekarang," kata Menkeu dalam Indonesia Economic Outlook pada Selasa, 22 Maret 2022.

Menkeu menjelaskan, alasan pemerintah belum menaikan tarif listrik dan BBM Pertalite, karena untuk menghindari terjadinya market shock sekaligus mempertimbangkan daya beli masyarakat. Pemerintah khawatir jika terjadi kenaikan akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Market shock kalau komoditas untuk oil dan gas dan listrik itu adalah administer price. Pilihannya adalah kalau kita shock dari kenaikan bahan bakunya ini diteruskan ke masyarakat, naiknya tinggi langsung jeblok konsumsinya. Maka sampai hari ini listrik nggak naik," jelas Sri Mulyani.

Menkeu pun tak menampik, saat ini ekonomi dunia terus menerus dihadapkan dengan tantangan-tantangan. Meski Pandemi covid-19 sekarang cukup terkendali, namun muncul konflik Rusia-Ukraina yang berdampak pada kenaikan harga-harga komoditas, misalnya batu bara, nikel, minyak hingga gas bumi.

“Kenaikan harga komoditas sebetulnya sudah mulai muncul karena pemulihan ekonomi mengalami disrupsi dari sisi supply-nya. Jadi ini, kayak kena badai semua dan pada saat ekonomi sedang tertatih-tatih dari pandemi sehingga belum kuat untuk bangkit," ujar Menkeu.

Atas dasar melonjaknya harga komoditas itulah yang membuat Pemerintah masih mempertimbangkan harga-harga, khususnya untuk minyak dan kelistrikan.

"Jadi APBN sekarang ngitung berapa penerimaan nambah dari komoditas, berapa belanja akan ditagihkan ke kita kalau ini belum dipast over dan nanti struktur APBN-nya tetap akan sehat nggak," pungkasnya.(*)