Tampilkan Lebah Lucu, Google Doodle Turut Memperingati Hari Guru

2021-11-25T09:33:31.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Yunike Purnama

Menampilkan gambar lebah lucu, Google turut merayakan Hari Guru Nasional yang jatuh tepat hari ini, Kamis (25/11/2021).
Menampilkan gambar lebah lucu, Google turut merayakan Hari Guru Nasional yang jatuh tepat hari ini, Kamis (25/11/2021).

BANDARLAMPUNG - Menampilkan gambar lebah lucu, Google turut merayakan Hari Guru Nasional yang jatuh tepat hari ini, Kamis (25/11/2021) melalui Doodle yang berada di halaman utama Google.

Terlihat seekor lebah besar bewarna biru dengan kacamata yang tampak memperlihatkan buku ke beberapa lebih kecil lainnya.

Lebah besar itu kemungkinan merepresentasikan seorang guru yang sedang membimbing anak didiknya.

Google Doodle Hari Guru Nasional tampak semakin menggemaskan karena dipulas dengan warna-warna yang ceria.

Melansir laman resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Teknologi (Kemdikbudristek), tema peringatan Hari Guru Nasional 2021 adalah Bergerak dengan Pulihkan Pendidikan.

Hari Guru Nasional sendiri ditetapkan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 25 November 1994 silam. Melalui sebuah Keputusan Presiden, yaitu Kepres Nomor 78 tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional.

Dikutip dari laman pgri.or.id, Kamis (25/11/2021), peringatan Hari Guru Nasional tidak lepas dari sejarah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Tahun 1994 jadi momen yang bersejarah bagi guru di Indonesia.

Saat itu Presiden Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 yang menetapkan hari lahir PGRI. Setiap 25 November diperingati sekaligus sebagai Hari Guru Nasional.

Merunut ke belakang, lebih dulu berdiri persatuan organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada 1912.

PGHB beranggotakan kepala sekolah, guru bantu, guru desa, sampai perangkat sekolah lainnya. Keanggotaan mereka makin berkembang dan nasionalis. Tujuan didirikannya PGHB saat itu adalah untuk memperjuangkan nasib para anggota walaupun dengan latar pendidikan yang berbeda-beda.

Nama PGHB berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) sekira dua dekade kemudian. Penambahan kata "Indonesia" mengejutkan serta menciutkan Pemerintah Belanda. Sebab, kata tersebut mencerminkan semangat kebangsaan.

Berawal dari situlah kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan kian memuncak. Keduanya mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak serta posisi dengan pihak Belanda.

Secara bertahap, jabatan Kepala HIS yang dulu selalu dipegang orang Belanda, mulai diambil alih orang Indonesia. Akhirnya, terbitlah cita-cita kesadaran bahwa perjuangan para guru Indonesia tidak lagi tentang perbaikan nasib maupun kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak "Merdeka!"

PGI dibungkam oleh Jepang. Pada masa tersebut, Pemerintah Jepang melarang semua organisasi dan menutup semua sekolah. Barulah setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, PGI kembali menggeliat. PGI menggelar Kongres Guru Indonesia pada 24–25 November 1945 di Surakarta.

Serupa dengan Sumpah Pemuda, semangat persatuan mendasari pelaksanaan Kongres Guru Indonesia tersebut. Para peserta kongres sepakat menghapuskan semua organisasi dan kelompok guru berlatar belakang perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku. Inilah cikal bakal bersatunya guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk.

Mereka akhirnya menginisiasi kelahiran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November 1945. Sejak saat itu, pemerintah menetapkan hari lahir PGRI sebagai Hari Guru Nasional dan menjadikannya momentum penghormatan kepada para pahlawan tanpa tanda jasa di Tanah Air.

Selamat Hari Guru Nasional 2021.(*)