Suhita Bee Farm Edukasi Masyarakat Lawan Madu Sintetis, Oplosan, dan Sirupan

2022-01-21T09:25:35.000Z

Penulis:Eva Pardiana

Editor:Eva Pardiana

Madu Suhita
Isnina, S. Farm pemilik Suhita Bee Farm memberikan edukasi untuk melawan madu sintetis, oplosan, dan sirupan.

BANDARLAMPUNG – Isnina, pemilik Suhita Bee Farm mengaku prihatin dengan maraknya peredaran madu palsu di pasaran. Bahkan, madu tersebut diproduksi secara masal dan diklaim sebagai madu murni. Alih-alih memberikan manfaat, madu palsu justru berpotensi membahayakan kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang.

Isnina memaparkan, madu palsu ada tiga jenis, yaitu madu sintetis, madu oplosan, dan madu sirupan. Jenis madu sirupan sama sekali tidak mengandung unsur lebah madu, melainkan hanya cairan manis dari glukosa yang diberi pewarna dan perisa madu. Sementara madu oplosan merupakan campuran madu asli dan sirup glukosa, menurutnya madu jenis ini dijual dengan beragam merek di pasaran.

Suhita Bee Farm edukasi lawan madu palsu. (Foto: Eva Pardiana/Kabar Siger)

"Kalau madu sirupan, benar madunya asli,  tapi tidak murni. Dari mana asalnya? Dari lebah yang diberi pakan biang gula, sirup glukosa, atau limbah permen. Karena keluar dari perut lebah, benar namanya madu," ujar sarjana farmasi itu saat Kabar Siger menyambanginya di kebun edukasi Suhita Bee Farm, Jalan Batin Mangku Negara, Batu Putuk, Teluk Betung Utara, Bandarlampung, Rabu (19/1/2022).

Meskipun memenuhi syarat sebagai madu asli, lanjut Isnina, madu sirupan tidak mengandung nutrisi optimal layaknya madu yang dibudidayakan secara alami. "Madu sirupan ini kalau diuji lab memenuhi syarat madu asli, kandungan dan komposisinya ada, tapi kalau di lidah profesional, beda banget rasanya. Narasinya seperti ayam potong dengan ayam kampung,” imbuhnya.

Isnina menjelaskan Suhita Bee Farm yang dirintis sejak 2016 tidak sekadar bertujuan memproduksi dan menjual madu, lebih dari itu, misi utamanya adalah mengedukasi masyarakat agar tidak tertipu dan mengonsumsi madu palsu.

Isnina saat membuka kotak lebah Tetrigona vidua yang menghasilkan madu termahal. (Foto: Eva Pardiana/Kabar Siger)

Menurutnya banyak hoaks yang beredar di masyarakat tentang cara mengetes apakah suatu produk madu asli atau palsu. Misalnya, ada yang mengatakan jika madu tidak membeku saat dimasukkan ke kulkas, maka itu madu asli.

“Itu hoaks, karena semua madu murni itu pasti akan menggumpal, bahkan madu murni yang ditemukan di Mesir, udah ribuan tahun lamanya itu bentuknya beku. Madu-madu Suhita ini juga akan beku, ada yang cepat ada yang lambat,” katanya.

Kenapa ada yang cepat dan ada yang lambat membeku? Lanjut Isnina, semua itu tergantung sumber nektar yang menjadi makanan lebah. Penggumpalan madu terjadi karena kadar glukosa lebih tinggi dibanding fruktosa.

"Malah madu sintesis, yaitu sirup gula yang dicampur madu, kalau dimasukkan ke kulkas enggak bakal beku, sama seperti kita menyimpan sirup di kulkas, tidak beku,” ungkapnya.

Ada juga yang mengatakan bahwa madu asli tidak akan didekati oleh semut. Isnina menegaskan, itu juga hoaks. Justru sebaliknya, semut sangat menyukai madu, bahkan menjadi salah satu hama pada peternakan lebah. Petani lebah mengatasi hama semut dengan memberi oli di kaki kotak atau menggunakan kapur agar semut tidak bisa masuk ke sarang lebah.

Cara Mengetahui Keaslian Madu

Isnina memaparkan setidaknya ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memastikan keaslian madu. Pertama, telusuri sanad madu tersebut. "Telusuri asal-usulnya, dari hutan mana madu itu berasal, dari lebah jenis apa, makannya di hutan itu jenis tumbuhan apa? Tanya saja kepada penjualnya,” kata dia.

Beberapa produk madu Suhita. (Foto: Eva Pardiana/Kabar Siger)

Kedua, uji mutu laboratorium. Menurut Isnina, madu asli dan murni pasti mengandung enzim diastase karena itu merupakaan enzim yang berasal dari tubuh lebah yang menandakan kemurnian dan kesegaran madu. Jika tidak ada kandungan enzim diastase, maka dipastikan itu madu palsu.

“Terus, cek kadar HMF-nya, madu murni yang berasal dari tubuh lebah, HMF nya pasti sangat rendah, bahkan seharusnya nol,” jelas dia.

HMF atau hidroksimetilfurfural merupakan pecahan sukrosa dan fruktosa, maksimal nilai HMF 50 mg/kg, jika lebih dari itu dapat dipastikan madu tersebut palsu atau terdapat campuran gula tambahan. Biasanya, kata Isnina, madu yang dimasak juga akan memiliki nilai HMF yang sangat tinggi.

Ketiga, melalui uji lidah profesional. Yang bisa melakukan uji rasa madu ini adalah orang yang ahli di dunia perlebahan madu. "Tidak ada cara lain, harus dengan tiga cara itu untuk membuktikan madu asli atau palsu," pungkas ibu tiga anak itu. (*)