UMKM
Penulis:Eva Pardiana
Editor:Eva Pardiana
JAKARTA – Start up di bidang makanan dan minuman (F&B) kekinian 'Haus!' membukukan pendapatan sebesar Rp250 miliar selama tahun 2021. Capaian ini ditopang oleh catatan penjualan produk dari 162 gerai yang mencapai rerata penjualan sebanyak Rp6,5 juta per harinya.
CEO & Co-Founder 'Haus!' Gufron Syarif mengatakan pertumbuhan bisnis perusahaan yang berkelanjutan merupakan salah satu target perusahaan yang ingin dijaga sejak didirikan pada tahun 2018.
Berbeda dengan start up F&B sejenis, 'Haus!' tidak menerapkan sistem waralaba (franchise) dalam ekspansi bisnisnya, tetapi seluruh gerai dimiliki atau dikelola penuh oleh manajemen perusahaan.
“Dengan menerapkan sistem seperti ini, kami dapat menghadirkan pengalaman yang terbaik bagi pelanggan lewat produk dan layanan 'Haus!' karena manajemen memiliki kendali penuh terhadap setiap gerai yang beroperasi,” ujarnya dikutip dari siaran pers, Minggu (23/1/2032).
Dalam tiga tahun perjalanannya, 'Haus!' telah menjangkau sejumlah kota di Indonesia, bahkan hingga kota di luar Jabodetabek seperti Surabaya, Bandung, Jogja, Solo, Karawang, Serang, dan Cilegon.
“Kami sangat gembira dengan animo masyarakat Indonesia yang menilai kualitas produk kami tidak kalah dengan kompetitor sejenis yang bermain di segmen lebih premium,” imbuhnya.
Ia mengaku optimistis untuk terus bersaing di segmen produk minuman kekinian sekaligus menjangkau target pasar 'Haus!' yang merupakan masyarakat dari kalangan aspiring middle class dan middle class.
Pasalnya, saat ini lebih dari 60% komposisi penjualan produk 'Haus!' ditopang oleh aplikasi agregator layanan pesanan antar online seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood.
Hal tersebut diperkuat dengan data Laporan eConomy 2021 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company yang menyebutkan peningkatan sektor layanan pesan antar sebesar 36% di Indonesia pada tahun 2021 dan diprediksi akan terus meningkat hingga tahun 2025 dengan gross merchandise value (GMV) mencapai US$16,8 miliar.
Tren ini juga berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan penjualan 'Haus!' sebesar 54,5% dari US$11 juta atau sekitar Rp156 miliar pada tahun 2020 menjadi US$17,53 juta atau setara Rp252 miliar pada tahun 2021.
Laporan eConomy 2021 juga menyoroti tentang beralihnya kebiasaan masyarakat Indonesia yang mulai menggunakan layanan digital dengan tambahan 21 juta pengguna baru layanan tersebut sejak semester pertama 2021, di mana 72% berasal dari kota non-metropolitan.
‘Haus!’ sendiri, lanjut Gufron, memiliki basis pelanggan yang cukup kuat di wilayah non perkotaan. Gerai yang berada di kota seperti Sukabumi, Gresik, dan Sidoarjo misalnya, volume transaksi penjualannya tidak kalah dengan gerai yang ada di Jabodetabek.
“Oleh sebab itu 'Haus!' juga akan terus berekspansi ke kota tier 2, tier 3 dan tier 4 untuk menjadi brand minuman favorit bagi seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya. (*)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Drean Muhyil Ihsan pada 24 Jan 2022