sri mulyani
Penulis:Eva Pardiana
Editor:Eva Pardiana
Kabarsiger.com, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2021 berada di kisaran 4 – 5,7 persen. Optimisme itu didasari oleh capaian pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 yang mencapai 7,07 persen.
"Kami berharap momentum pemulihan ekonomi bisa tetap terjaga, ini hanya bisa dilaksanakan apabila seluruh pelaku ekonomi dan masyarakat ikut menjaganya. Kami masih berharap antara range 5,7 persen dengan 4,0 persen untuk kuartal III," ujarnya pada konferensi pers virtual Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II-2021, Kamis (5/8/2021).
Sri Mulyani menuturkan strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal III maupun IV masih sama yakni memaksimalkan semua sumber daya. Salah satunya dana yang telah dialokasikan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Harapannya, dana PEN senilai Rp744,75 triliun tersebut bisa menjaga momentum pemulihan ekonomi.
"Kami berharap momentum pemulihan ekonomi akan bisa terjaga, ini hanya bisa dilaksanakan apabila pelaku ekonomi dan masyarakat ikut menjaganya," imbuhnya.
Namun, ia mengaku masih mewaspadai virus corona varian delta yang menyebabkan lonjakan kasus di Indonesia bahkan global. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pada ekspor Indonesia lantaran sejumlah negara tujuan ekspor utama seperti China, AS, India, dan Jepang juga mengalami kenaikan kasus Covid-19 akibat varian delta.
"Kami perlu mewaspadai virus varian delta sekarang juga menjalar ke seluruh dunia yang kemudian menyebabkan beberapa ekonomi negara mengalami penurunan, mungkin yang paling dramatis di India, maka kemudian terlihat ekonominya mengalami dampak yang sangat dalam akibat delta virus," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 di rentang 3,7 – 4,5 persen.
"Kami perkirakan di kuartal II secara yoy itu perekonomian karena kita punya tabungan di kuartal II 7,07 persen maka diharapkan angka 3,7 persen hingga 4,5 persen yoy di akhir tahun itu bisa dicapai," ujarnya.
Senada dengan Sri Mulyani, ia mengatakan strategi pemerintah adalah mendorong realisasi anggaran PEN sebagai mesin utama penggerak ekonomi di tengah pandemi. Targetnya serapan PEN tahun ini bisa lebih tinggi dari tahun lalu baik di level pusat maupun daerah.
Selain itu, ia berharap pemulihan ekonomi di sejumlah negara bisa mendorong ekspor. Selanjutnya, kenaikan ekspor tersebut diharapkan bisa mendatangkan investasi ke dalam negeri lantaran terjadi peningkatan permintaan produk ekspor.
"Dengan kembalinya pertumbuhan global ini diharapkan bisa memicu ekspor. Dengan adanya ekspor, maka terjadi peningkatan demand. Dan demand ini diharapkan bisa mendorong investasi apalagi kita sudah implementasikan UU Cipta Kerja dan OSS," ujarnya. (*)