Simpan Data Pengguna, Lima Perusahaan Medsos AS dan Swedia Didenda Rusia

2022-07-29T16:57:07.000Z

Penulis:Eva Pardiana

Editor:Eva Pardiana

media-ga21adbf2a_640.jpg
Ilustrasi media sosial.

MOSKOW – Pengadilan Rusia menjatuhkan denda terhadap beberapa perusahaan platform media sosial terkait masalah penyimpanan data. 

Sejak invasi ke Ukraina dimulai pada akhir bulan Februari lalu, Rusia telah terlibat perselisihan dengan platform medsos mengenai konten, sensor, dan data.

Pada hari Kamis, 28 Juli 2022, Pengadilan Distrik Tagansky, Moskow kembali mendenda beberapa platform media, seperti dikutip dari Reuters.  

Meta Platforms selaku pemilik WhatsApp dikenakan denda sebesar 18 juta rubel atau setara Rp4,2 miliar (asumsi kurs Rp237,79 per rubel Rusia). 

Selain WhatsApp, perusahaan Expedia Group Inc yang merupakan induk dari Snap dan Hotels.com dijatuhi denda 1 juta rubel (Rp237 juta).

Perusahaan Match Group yang merupakan induk dari platform Tinder juga diminta membayar denda sebesar 2 juta rubel (Rp475 juta). Selain itu, layanan streaming musik Spotify juga didenda 500.000 rubel (Rp118 juta). 

Regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor mengatakan bahwa kelima perusahaan itu gagal melaporkan konfirmasi mengenai penyimpanan data pengguna Rusia secara tepat waktu. 

Dalam pernyataan yang dirilis, pihak Expedia Group menyatakan bahwa perusahaan akan meninjau ulang keputusan pengadilan. 

Expedia Group juga melaporkan bahwa mereka telah menutup penjualan di Rusia sejak bulan April dan telah berhenti mengumpulkan data pengguna Rusia. 

Layanan streaming Spotify juga telah menutup kantornya di Rusia dan langsung menangguhkan layanan pada bulan Maret lalu. 

Sejak konflik di Ukraina meledak, Rusia telah membatasi akses ke platform andalan Meta seperti Facebook dan Instagram serta platform Twitter. 

Langkah ini dinilai sebagai cara Rusia untuk mengontrol arus informasi secara lebih luas. 

Meta dinyatakan bersalah atas "aktivitas ekstremis" di Rusia dan banding terhadap tag tersebut ditolak pada bulan Juni, tetapi Moskow mengizinkan WhatsApp untuk tetap tersedia. Baca selengkapnya

Pada bulan Juni lalu, Meta dinyatakan bersalah atas “aktivitas ekstremis” di Rusia. Meski begitu, pihak Rusia masih memberi izin bagi WhatsApp untuk melanjutkan layanan seperti biasa. 

Peraturan mengenai penyimpanan data telah diperketat sejak pengesahan pada tahun 2015 lalu. 

Wakil kepala komite parlemen Rusia menyatakan bahwa sekitar 600 perusahaan asing telah patuh pada ketentuan itu. 

“Hanya dengan cara ini kami dapat yakin bahwa badan intelijen asing dan segala jenis penipu tidak dapat mengakses data,” katanya. (TA)