Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
AS - Google tentu sudah tidak asing bagi Anda. Bahkan, Google sendiri sudah menjadi sebuah kata kerja yang menunjukkan suatu arti mencari sesuatu.
Google adalah mesin pencari yang dihasilkan oleh mahasiswa pascasarjana ilmu komputer Stanford University, Sergey Brin dan Larry Page. Berkat kesuksesan Google, Sergey Brin berhasil memiliki kekayaan senilai US$107 miliar atau setara dengan Rp1.672, seperti yang dilansir Trenasia dari Forbes pada Rabu, 4 Oktober 2023.
Kesuksesan Google ini tidak lepas dari kerja keras pendirinya, salah satunya yaitu Sergey Brin. Lalu, seperti apa profil Sergey Brin itu sendiri? Simak penjelasan berikut ini.
Seperti yang dilansir Trenasia dari Business Insider pada Rabu, 4 Oktober 2023, Sergey Brin lahir di Uni Soviet pada tahun 1973. Keluarga Sergey Brin berhasil memperoleh visa keluar dan melarikan diri dari Uni Soviet ketika Sergey Brin berusia 6 tahun.
Akan tetapi, pengalaman yang dialami keluarganya yang penuh tekanan dan kesusahan tersebut ternyata membuat Sergey Brin sangat menghargai demokrasi dan kebebasan. Keluarga Sergey Brin bertempat tinggal di Maryland, tempat salah satu pendiri Google tersebut terdaftar di sekolah Montessori yang menekankan kemandirian dan pengembangan kreativitas.
Akhirnya, Sergey Brin memperoleh gelar sarjana dalam bidang matematika dan ilmu komputer di Universitas Maryland lalu melanjutkan ke Stanford University untuk memperoleh gelar Ph.D. dalam jurusan Ilmu Komputer. Sebelum fokus membuat Google, Sergey Brin cenderung memilih membuat algoritma untuk mencari rekomendasi film yang dipersonalisasi atau menemukan cara untuk mendeteksi kasus pelanggaran hak cipta secara otomatis.
Pada 1995, Sergey Brin bertemu dengan salah satu pendiri Google yaitu Larry Page di Stanford. Keduanya akhirnya menjadi teman sekelas dan teman dekat yang sama-sama ahli dalam ilmu komputer.
Mereka berkolaborasi pada tahun 1996 untuk membuat mesin pencari yang awalnya mereka sebut BackRub. Mereka kemudian mendaftarkan Google.com sebagai domain pada bulan September 1997 dengan misi mengatur informasi dunia dan keluar dari Stanford pada tahun berikutnya untuk fokus mengerjakan mesin pencari mereka.
Saat Google berkembng lebih dari sekedar mesin pencari, Sergey Brin menjadi mastermind di balik beberapa proyek ambisius, meliputi mobil self-driving, smart contact lens, dan smart glasses.
Bahkan, untuk waktu yang lama Sergey Brin selalu mengenakan smart glasses Google Glass yang terkomputerisasi. The New York Times melaporkan bahwa Sergey Brin mungkin telah memainkan peran besar dalam peluncuran produk tersebut pada tahun 2012.
Tidak hanya itu, Sergey Brin juga sembat bekerja di media sosial milik Google yang saat ini sudah di-shut down, yaitu Google Plus. Uniknya, Sergey Brin mengakui pada tahun 2014 bahwa dia seharusnya tidak pernah mengerjakan Google Plus sejak awal karena ia merasa ‘agak aneh’ dan tidak terlalu sosial.
“Mungkin merupakan kesalahan bagi saya untuk mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan sosial sejak awal,” kata Sergey Brin seperti yang dikutip dari Business Insider pada Rabu, 4 Oktober 2023.
Orang-orang yang mengenal Sergey Brin mengatakan bahwa ia percaya pada penggunaan pengetahuan dan kekuatan untuk kebaikan yang lebih besar. Bahkan, The Economist pernah menjuluki Sergey Brin sebagai Enlightenment Man karena dedikasinya dalam menggunakan akal dan sains untuk memecahkan berbagai masalah besar di dunia.
“Tentu saja semua orang ingin sukses, tapi saya ingin dipandang kembali sebagai orang yang sangat inovatif, sangat terpercaya, dan beretika. Dan pada akhirnya membuat perbedaan besar di dunia,” kata Sergey Brin.
Pada tahun 2009 Sergey Brin menikah dengan CEO perusahaan genetika 23andMe, Anne Wojcicki. Keduanya juga sempat menyumbangkan ratusan juta dolar untuk amal termasuk untuk penelitian penyakit Parkinson.Diketahui penyakit neurodegeneratif ini diturunkan pada keluarga Sergey Brin dan melalui tes dari 23andMe, terungkap bahwa Sergey Brin memiliki mutasi genetik yang membuatnya cenderung mengalami penyakit tersebut.
Pada Agustus 2015, jabatan Sergey Brin akhirnya mengalami peningkatan ketika Google melakukan restrukturisasi secara besar-besaran. Sergey Brin beralih dari direktur proyek khusus di divisi moonshot, X, dan menjadi presiden Alphabet, perusahaan induk baru Google sedangkan Larry Page ditunjuk sebagai CEO Alphabet.
Sergey Brin dan Larry Page telah beberapa kali menjadi miliarder. Pada tahun 2005, mereka membeli pesawat berkapasitas 50 orang bersama-sama. Sergey Brin juga memiliki kapal superyacht, Dragonfly yang dibelinya pada tahun 2011 seharga US$80 juta. Sergey Brin berhasil memiliki kekayaan senilai US$107 miliar atau setara dengan Rp1.672, seperti yang dilansir Trenasia dari Forbes.
Sergey Brin memiliki real estate di New York City dan California. Brin juga memiliki investasi yang cukup banyak di Los Altos, tempat ia memiliki properti melalui perusahaan investasi real estate bernama Passerelle Investment Co, investasi yang digunakan untuk membantu toko-toko dan kafe yang ramah anak-anak.
Pada bulan Desember 2019, Sergey Brin dan Larry Page mengumumkan hal yang mengejutkan dunia. Mereka menyatakan bahwa mereka bersama-sama mengundurkan diri dari peran masing-masing di Alphabet. Meski begitu Larry Page dan Sergey Brin tetap menjadi anggota dewan direksi dari Alphabet.
Meski telah mengundurkan diri dari Alphabet, Sergey Brin tetap sibuk. Ia diketahui mencoba mempelajari berbagai olahraga Olimpiade yang berbeda, menjalankan yayasan keluarga yang mendukung penelitian dan pendidikan Parkinson, serta bekerja pada sebuah startup pesawat rahasia. Bahkan, dilaporkan Wall Street Journal Sergey Brin sedang menulis buku teks fisika.
Itu tadi penjelasan mengenai profil Sergey Brin, sosok pendiri Google yang fenomenal.(*)