Realisasi Pembiayaan SBN Capai Rp243,9 Triliun, Naik 55,9 Persen

2023-05-23T22:23:08.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan realisasi pembiayaan utang melalui penerbitan surat utang (obligasi) hingga April 2023 mencapai Rp243,9 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan realisasi pembiayaan utang melalui penerbitan surat utang (obligasi) hingga April 2023 mencapai Rp243,9 triliun.

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan realisasi pembiayaan utang melalui penerbitan surat utang (obligasi) hingga April 2023 mencapai Rp243,9 triliun. Realisasi itu telah berada di 35% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 sebesar Rp696,4 triliun.

Sri Mulyani mengatakan realisasi pembiayaan utama terdiri dari penerbitan surat berharga negara atau SBN neto sebesar Rp240 triliun dan pinjaman neto sebesar Rp3,9 triliun. Realisasi pembiayaan utang hingga April 2023, meningkat 55,9% secara tahunan (yoy).

"Hingga 30 April pembiayaan utang mencapai Rp 243,9 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa dilansir Selasa, 23 Mei 2023.

Menkeu merinci, penarikan utang masih didominasi oleh SBN di mana jumlahnya setara dengan 33,7% terhadap APBN dan tumbuh 68,8 % dari periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Sedangkan untuk pinjaman, jumlahnya lebih rendah 72,7% yoy, yakni Rp14,2 triliun.

Menurut bendahara negara ini kenaikan hutang memang sengaja dipertimbangkan dengan melihat kondisi pasar pada saat suku bunga belum naik. Namun ia memastikan penerbitan surat hutang akan dijaga dengan hati-hati termasuk waktu penerbitan utang akan disesuaikan dengan strategi pembiayaan yang dibuat untuk periode 2023.

Pesatnya pertumbuhan realisasi pembiayaan selaras dengan strategi front loading pemerintah, guna mengantisipasi lag effect dari kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) dan juga Bank Indonesia (BI). (*)