Program Bisnis PGN Sejalan dengan Asta Cita Prabowo-Gibran

2024-10-15T21:29:55.000Z

Penulis:Eva Pardiana

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari.

JAKARTA – Sebagai bagian dari Subholding Gas PT Pertamina Persero, dua arah pengembangan bisnis PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) selaras dengan Asta Cita Pemerintah 2024–2029 di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran. Ini mencakup peran strategis gas bumi sebagai energi transisi dan energi baru terbarukan untuk mewujudkan ketahanan energi, menuju Visi Indonesia Emas 2045.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, menjelaskan bahwa PGN memiliki dua jalur pengembangan bisnis, yaitu pengembangan gas bumi sebagai bisnis inti dan pengembangan bisnis rendah karbon. Keduanya termasuk dalam 6 program strategis yang telah ditetapkan perusahaan.

"Program strategis pertama adalah pembangunan pipa transmisi dan distribusi gas, bertujuan untuk memperluas konektivitas antarwilayah gas bumi serta meningkatkan akses gas bagi pengguna baru," ujar Rosa saat berbicara dalam sesi bertema “Opportunity in Providing Clean Energy for Industry” di Konferensi Nasional REPNAS, Senin (14/10/2024).

Pengembangan infrastruktur gas bumi ini sejalan dengan poin kedua Asta Cita Prabowo-Gibran, yakni kemandirian energi dan ekonomi hijau. Dalam upaya ini, terdapat beberapa fokus utama seperti pembangunan infrastruktur terminal penerima gas, jaringan transmisi/distribusi gas, serta memperluas konversi BBM ke gas dan listrik untuk kendaraan bermotor.

"Gas bumi memainkan peran penting dalam Visi Indonesia Emas 2045 karena merupakan energi yang lebih bersih dibandingkan energi fosil lainnya, sehingga gas bumi sangat strategis sebagai energi transisi menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060," tambahnya.

Selain itu, sebagai produsen gas bumi, Indonesia berpotensi memperkuat perekonomian nasional dengan mengurangi impor LPG, yang selama ini lebih banyak berasal dari luar negeri.

"Pengembangan jaringan gas (Jargas) untuk rumah tangga mendukung kemandirian energi. Pasokan LPG domestik hanya sekitar 30% dari kebutuhan, dan dengan meningkatnya permintaan, penggunaan gas bumi bisa membantu mengurangi impor LPG dan menghemat devisa negara," Rosa menjelaskan.

Pengembangan Jargas ini menjadi bagian dari program strategis PGN, bersama dengan pembangunan Terminal Penerima LNG dan LNG Hub. Program lain termasuk optimalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), mengingat BBG masih diperlukan untuk kendaraan pribadi dan transportasi umum, seiring transisi ke kendaraan listrik.

"Gas bumi akan berperan penting dalam membentuk ekosistem penyediaan energi bersih," tegasnya.

Program strategis lainnya melibatkan dekarbonisasi melalui Carbon Capture dan pengembangan energi baru terbarukan. "Kami juga terbuka untuk kemitraan dalam pengembangan ini," tambah Rosa.

Program PGN ini sejalan dengan visi ekonomi hijau dari Asta Cita, khususnya dalam mempercepat rencana dekarbonisasi untuk mencapai target NZE.

"Peran penting ini tidak bisa dilakukan sendiri, kami membutuhkan kolaborasi semua pihak untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dengan energi ramah lingkungan dan pertumbuhan berkelanjutan," tutup Rosa. (*)