UMKM
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
BANDARLAMPUNG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung memaparkan perkembangan Industri Jasa Keuangan pada triwulan IV – 2021 yang mulai menunjukkan tren kinerja positif.
Kepala OJK Provinsi Lampung Bambang Hermanto menjelaskan, mulai dari total aset perbankan pada triwulan IV – 2021 mengalami pertumbuhan positif jika dibandingkan dengan triwulan IV – 2020 yaitu meningkat sebesar Rp11,18 Triliun atau tumbuh sebesar 11,56% dari sebesar Rp96,73 Triliun menjadi sebesar Rp107,91 Triliun (yoy).
Demikian juga jika dibandingkan dengan posisi triwulan III – 2021 (qtq) total aset juga tercatat meningkat sebesar Rp3,35 Triliun atau 3,20% dari sebesar Rp104,56 Triliun menjadi sebesar Rp107,91 Triliun.
"Hal ini sejalan dengan penyaluran kredit yang tumbuh sebesar Rp3,69 Triliun atau 5,39% jika dibandingkan dengan periode triwulan IV – 2020 (yoy) dari sebesar Rp68,34 Triliun menjadi sebesar Rp72,02 Triliun," papar Bambang dalam media update kinerja Industri Jasa Keuangan secara virtual pada Selasa, 1 Maret 2022.
Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III – 2021 (qtq) kredit tercatat meningkat sebesar Rp1,00 Triliun atau 1,41% dari sebesar Rp71,02 Triliun menjadi sebesar Rp72,02 Triliun.
Bambang melanjutkan, peningkatan pertumbuhan kredit di Lampung Triwulan IV – 2021 di atas lebih tinggi dari pertumbuhan kredit secara nasional secara yoy (Nasional 4,94%, Lampung 5,39%).
OJK Lampung juga mendata Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh sebesar 9,78% atau naik Rp5,25 Triliun (yoy).
Pertumbuhan kredit relatif membaik menurut jenis penggunaan, Kredit Modal Kerja dengan share terbesar 45,49% dari total kredit tercatat tumbuh 9,86% (yoy) dan 2,34% (qtq), Kredit Konsumtif yang memiliki share 38,56% tercatat tumbuh 2,54% (yoy) dan 0,48% (qtq), dan Kredit Investasi tumbuh 0,49% (yoy) dan 1,06% (qtq).
Sementara jika dilihat dari sektor ekonomi, tercatat 3 sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan kredit tertinggi secara tahunan (yoy) adalah Sektor Pertanian tumbuh 12,03%, Sektor Perdagangan Besar dan Eceran tumbuh 7,70% dan Sektor Industri Pengolahan tumbuh 7,28%.
Pertumbuhan penyaluran kredit di 3 sektor ekonomi tersebut, sejalan dengan 3 Sektor Dominan pada Distribusi PDRB berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Lampung.
Pertumbuhan ini diiringi dengan penurunan rasio NPL secara triwulanan dari 4,86% menjadi 4,55%, meskipun masih belum membaik seperti di Triwulan IV – 2020 yang tercatat hanya sebesar 2,43%.
Sementara rasio NPL kredit UMKM juga menurun secara triwulanan dari posisi September 2021 sebesar 4,04% menjadi sebesar 3,88% pada Desember 2021, namun masih meningkat dibandingkan dengan Triwulan IV – 2020 yang tercatat sebesar 3,08%.
"Apabila dibandingkan dengan triwulan 3 2021 kredit NPL tercatat menurun sebesar 0,31% dari sebesar 4,86% menjadi 4,55%. Adanya peningkatan kredit bermasalah tersebut merupakan dampak dari adanya perubahan ekonomi akibat pandemic Covid 19," paparnya.
Permintaan kredit yang meningkat didorong oleh peningkatan pemulihan dunia usaha dan dukungan kebijakan-kebijakan dari Pemerintah, OJK dan lembaga lain yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Lampung juga terus mendorong Sektor Jasa Keuangan untuk lebih aktif melakukan pembiayaan kepada UMKM yang diharapkan akan mampu mempercepat pemulihan perekonomian di wilayah Provinsi Lampung.
Pada Triwulan IV – 2021, penyaluran kredit UMKM oleh sektor Perbankan tercatat mengalami peningkatan share dari Triwulan IV – 2020 dan triwulan sebelumnya masing-masing sebesar 30,57% dan 30,98% dari total kredit menjadi sebesar 31,25% pada akhir tahun 2021.
Secara nominal, penyaluran kredit di sektor UMKM pada Triwulan IV – 2021 mengalami peningkatan sebesar Rp1,61 Triliun (7,71%) dari Rp20,89 Triliun pada triwulan IV – 2020 menjadi sebesar Rp22,50 Triliun pada posisi Triwulan IV – 2021 (year on year-yoy), sementara secara triwulanan meningkat 2,29% (quarter to quarter-qtq).
Pembiayaan kepada sektor UMKM juga dilakukan oleh lembaga pembiayaan non bank yakni PT PNM, PT Pegadaian (persero), Lembaga Keuangan Mikro, Fintech P2P Lending dan Securities Crowd Funding yang memang memiliki segmentasi pasar utama kepada sektor UMKM.
Berbagai upaya juga terus dilakukan OJK Lampung untuk mendukung pengembangan usaha maupun pembiayaan kepada UMKM antara lain dengan mendorong penyaluran pembiayaan secara digital baik melalui inisiasi masing-masing lembaga jasa keuangan maupun melalui kolaborasi antara perbankan dengan Fintech P2P Lending.
"Kemudian memperluas akses UMKM terhadap sumber-sumber pembiayaan maupun akses pelatihan pengembangan kapasitas usaha antara lain melalui Forum Ekspor Lampung untuk pembiayaan UMKM Ekspor, Kegiatan Bussiness Matching UMKM dengan Lembaga Jasa Keuangan, dukungan terhadap program Bangga Buatan Indonesia (BBI) serta monitoring dan evaluasi penyaluran KUR”, tutup Bambang. (*)