Pertumbuhan Kredit Baru Melambat di Triwulan I 2023

2023-04-26T16:28:06.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa penyaluran kredit baru pada triwulan I 2023 tumbuh positif meski tidak setinggi pertumbuhan pada periode sebelumnya.
Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa penyaluran kredit baru pada triwulan I 2023 tumbuh positif meski tidak setinggi pertumbuhan pada periode sebelumnya.

JAKARTA - Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa penyaluran kredit baru pada triwulan I 2023 tumbuh positif meski tidak setinggi pertumbuhan pada periode sebelumnya.

Hal ini terindikasi dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru triwulan I 2023 sebesar 63,7%, lebih rendah dibandingkan 86,3% pada triwulan sebelumnya.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, penyaluran kredit baru yang melambat pada triwulan I tersebut sesuai dengan pola historisnya.

Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit baru yang melambat terjadi pada seluruh jenis kredit, terindikasi dari SBT positif yang sedikit lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, baik pada kredit modal kerja (SBT 42,1%), kredit investasi (SBT 54,7%), maupun kredit konsumsi (SBT 54,6%)," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (26/4).

Secara sektoral, pertumbuhan penyaluran kredit baru terutama terjadi pada sektor perikanan (SBT 53,8%), diikuti oleh sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan (SBT 51,0%), serta sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi (SBT 47,1%).

Pada triwulan II 2023, penyaluran kredit baru diprakirakan tumbuh meningkat. Hal ini terindikasi dari SBT prakiraan permintaan kredit baru triwulan II 2023 sebesar 99,7%, lebih tinggi dibandingkan 63,7% pada triwulan sebelumnya.

"Prakiraan kenaikan kebutuhan pembiayaan pada triwulan II 2023 tersebut juga terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), di mana pada triwulan II 2023 diprakirakan kegiatan usaha meningkat lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya," kata Erwin.

Pada triwulan II 2023, prioritas utama  dalam penyaluran kredit baru adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi. Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit kepemilikan rumah atau apartemen masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.

Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada triwulan II 2023 diprioritaskan pada sektor industri pengolahan, sektor perdagangan besar dan eceran, serta sektor perantara keuangan.

Erwin menyampaikan, kebijakan penyaluran kredit pada triwulan II 2023 diprakirakan sedikit lebih ketat dibandingkan periode triwulan sebelumnya. Hal ini sebagaimana terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) triwulan II 2023 yang bernilai positif sebesar 0,1%.

Kemudian standar penyaluran kredit yang lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya diprakirakan terjadi terutama pada jenis kredit konsumsi lainnya, yaitu antara lain berupa Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan kartu kredit.

"Aspek kebijakan penyaluran kredit yang diprakirakan lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya antara lain suku bunga kredit, premi kredit berisiko, dan persyaratan administrasi," pungkasnya.(*)