Perbanyak Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik, PLN Gandeng PT Utomo Charge+ Indonesia dan ACME Corporation

2024-09-10T12:21:07.000Z

Penulis:Eva Pardiana

Editor:Eva Pardiana

IMG-20240910-WA0021.jpg
Penandatanganan MoU antara MoU yang ditandatangani oleh VP Pengembangan dan Komersialisasi Produk Niaga, Rudiana Nurhadian (kanan) dengan dengan Direktur Utama PT Utomo Charge+ Indonesia, Anthony Utomo (kiri) terkait pengembangan penyediaan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik terpusat.

JAKARTA – Dalam rangka memperluas infrastruktur kendaraan listrik (EV) di Indonesia, PT PLN (Persero) telah menandatangani dua nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) di acara Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 yang berlangsung di Jakarta Convention Center pada Kamis (5/9/2024).

Nota kesepahaman ini merupakan langkah PLN untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Salah satu MoU ditandatangani dengan PT Utomo Charge+ Indonesia untuk memperluas infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik terpusat, sementara MoU lainnya ditandatangani dengan ACME Corporation yang mencakup pengembangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), serta berbagi pengetahuan, penelitian, dan pengembangan.

Ferry Triansyah, Koordinator Pelayanan Usaha Ketenagalistrikan dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menekankan bahwa ketersediaan infrastruktur yang mencukupi merupakan elemen kunci dalam transisi dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik.

“Dengan dukungan PLN, jumlah stasiun pengisian listrik telah meningkat secara signifikan. Ini membantu menjawab kekhawatiran masyarakat mengenai lokasi charging station. Meningkatkan jumlah stasiun pengisian ini menjadi salah satu prioritas utama,” ujar Ferry.

Pemerintah telah menunjukkan komitmennya untuk mempercepat pengembangan ekosistem EV melalui Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2023, yang berfokus pada percepatan program kendaraan listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan. Salah satu strategi yang diterapkan adalah pemberian insentif untuk pembelian kendaraan listrik serta peningkatan infrastruktur pengisian daya.

“Peraturan ini diharapkan dapat menurunkan harga EV dan mempercepat pengembangan infrastruktur pendukungnya, sehingga penetrasi EV di Indonesia dapat lebih optimal,” lanjut Ferry.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLN berkomitmen mendukung pemerintah dalam mempercepat pengembangan ekosistem EV di Indonesia. Sebagai penyedia utama listrik, PLN secara aktif memperluas infrastruktur pendukung EV untuk mendorong masyarakat beralih ke kendaraan listrik.

“Kendaraan listrik memainkan peran penting dalam peta jalan transisi energi Indonesia menuju Net Zero Emissions (NZE) pada 2060. PLN akan terus memperluas infrastruktur charging station di berbagai lokasi, bekerja sama dengan mitra strategis dalam upaya mempercepat transisi energi di sektor transportasi,” kata Darmawan.

Sementara itu, Hartanto Wibowo, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan PLN telah menunjukkan hasil yang signifikan, dengan peningkatan jumlah pengguna kendaraan listrik di Indonesia.

“Hingga April 2024, adopsi kendaraan listrik telah mencapai lebih dari 130.000 unit, meningkat lebih dari 180% dibandingkan dengan tahun 2022. Untuk mempercepat adopsi EV di Indonesia, fokus PLN adalah memperluas infrastruktur EV,” jelas Hartanto.

Dia menambahkan bahwa hingga Agustus 2024, PLN telah mengoperasikan 2.015 SPKLU di seluruh Indonesia. Jumlah ini juga diiringi dengan peningkatan jumlah Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), yang kini mencapai 2.182 unit.

“Layanan Home Charging juga mengalami peningkatan signifikan, dengan jumlah pengguna yang melonjak 152 kali lipat dibandingkan tahun 2021, dari 118 pengguna menjadi 18 ribu pengguna,” ungkap Hartanto.

Selain itu, PLN telah mengintegrasikan berbagai infrastruktur ini ke dalam fitur EV Digital Services (EVDS) pada aplikasi PLN Mobile, yang memungkinkan pengguna EV untuk dengan mudah menemukan SPKLU, SPBKLU, mengajukan pemasangan Home Charging, hingga membeli kendaraan listrik.

Hartanto juga menekankan bahwa digitalisasi ekosistem EV ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara PLN dan berbagai produsen EV. PLN berkomitmen untuk terus menjajaki peluang dalam pengembangan ekosistem EV guna mendukung target transisi energi pemerintah dan memperkuat ketahanan energi nasional.

“PLN memiliki komitmen kuat untuk menjadi pelopor dalam transisi energi dan ekonomi hijau, serta bertekad mencapai NZE,” tutup Hartanto.

Kolaborasi dalam penyediaan infrastruktur pengisian kendaraan listrik juga didukung oleh Indonesia Battery Corporation (IBC). Direktur Utama IBC, Toto Nugroho, menekankan bahwa PLN memiliki peran penting dalam mempercepat ekosistem EV di Indonesia.

“PLN adalah penyedia infrastruktur utama yang sangat vital dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia,” ungkap Toto.

Toto juga optimis bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri EV global, mengingat melimpahnya sumber daya nikel yang merupakan bahan utama pembuatan baterai.

“Indonesia adalah salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, dan hampir 50-60% bahan baku baterai kendaraan listrik di dunia berasal dari Indonesia,” tambahnya. (*)