Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BANDARLAMPUNG - Salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia Vanguard baru-baru ini merilis hasil penelitian yang menyebutkan bahwa hanya orang-orang berpenghasilan tinggilah yang secara finansial siap pensiun.
Lebih lanjut, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa investasi berperan penting dalam kemampuan mereka untuk meningkatkan jumlah kekayaan.
Penelitian ini membandingkan empat kelompok pekerja berdasarkan pendapatan. Temuan Vanguard menunjukkan bahwa hanya mereka yang berpenghasilan pada persentil ke-95 yang diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan belanja mereka secara berkelanjutan.
Vanguard juga mencatat bahwa pekerja dengan pendapatan lebih tinggi cenderung memiliki porsi aset yang lebih besar dalam bentuk saham dan obligasi. Mereka juga memiliki program pensiun dari perusahaan tempat bekerja dengan pilihan investasi untuk membantu mencapai tujuan tabungan pensiun.
Hal ini seperti apa yang disampaikan oleh penasihat keuangan Bonde Fide Weath Douglas Boneparth seperti dikutip TrenAsia.com dari Investopedia.
“Investasi jangka panjang memungkinkan Anda menggabungkan kekayaan Anda lebih efektif daripada menabung,” ujarnya.
Sebaliknya pekerja yang berada pada kelompok pendapatan setengah terbawah lebih cenderung menyimpang sebagian besar aset mereka dalam bentuk tunai.
Untuk diketahui, berdasarkan survei yang dilakukan oleh perusahaan investasi Allianz, saat ini lebih dari separuh warga Amerika (54%) mengatakan mereka menyimpan lebih banyak uang dalam bentuk tunai buntut kekhawatiran mengenai potensi resesi.
Vanguar juga menjelaskan bahwa jika dilihat dari jangka waktunya yaitu jangka pendek, aset tunai dinilai lebih aman.
“Saham dan obligasi lebih berisiko dibandingkan uang tunai dalam jangka pendek,” paparnya. “Namun aset-aset ini rata-rata juga diharapkan memberikan imbal hasil yang lebih tinggi,” lanjutnya.
Vanguard juga menyarankan agar mereka bisa berpartisipasi lebih besar di pasar modal karena hal tersebut dapat menempatkan mereka pada kondisi keuangan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan kebutuhan pensiun.
Namun, pendapat ini dipatahkan oleh Boneparth. Menurutnya, akan sulit bagi keluarga berpendapatan rendah untuk menginvestasikan aset mereka alih-alih menyimpannya secara tunai.
“Memanfaatkan peluang tersebut akan sulit, jika Anda memiliki cadangan uang tunai, yang mungkin sulit untuk dibangun bagi rumah tangga berpendapatan rendah,” katanya. (*)