Lampung
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BANDAR LAMPUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat, per September 2022 jumlah penduduk miskin dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 995,59 ribu.
Jumlah tersebut turun sebesar 6,82 ribu orang atau menjadi 11,44 persen dibandingkan kondisi pada bulan Maret sebesar 1.002,41 ribu atau 11,57 persen.
Stastisik Ahli Muda BPS Lampung, Gita Yudianingsih menjelaskan, persentase penduduk miskin perkotaan pada September 2022 sebesar 8,34 persen naik 0,03 poin dibandingkan Maret 2022 yang sebesar 8,31 persen.
"Sementara persentase untuk penduduk miskin di perdesaan pada September 2022 sebesar 12,96 persen atau turun 0,18 poin dibandingkan pada Maret 2022 yang sebesar 13,14 persen," kata Gita, saat memberikan keterangan dikutip Rabu, 18 Januari 2023.
Menurutnya, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama. Dimana beras masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 19,92 persen di perkotaan dan 20,36 persen di perdesaan.
"Kemudian rokok kretek filter juga memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan yaitu 11,71 persen di perkotaan dan 11,41 persen di perdesaan," lanjutnya.
Selanjutnya ialah komoditi lainnya yakni telur ayam ras 4,60 persen di perkotaan dan 4,32 persen di perdesaan, tempe 3,08 persen di perkotaan dan 2,33 persen di perdesaan, cabai rawit 2,69 persen di perkotaan dan 3,23 di perdesaan, mie instan 2,56 persen di perkotaan dan 2,10 persen di perdesaan.
"Kemudian roti 2,50 persen di perkotaan dan 1,92 persen di perdesaan, bawang merah 2,28 persen di perkotaan dan 2,37 persen di perdesaan. Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terhadap garis kemiskinan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi," jelasnya.
Sementara Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung, Kusnardi mengungkapkan, dalam rangka menekan angka kemiskinan pihaknya fokus mulai dari hulu hingga hilir.
"Dalam rangka penurunan angka kemiskinan tentu kita bergerak mulai dari sektor hulu hingga hilir. Seperti pemberian bantuan meksi ini tidak berdampak signifikan seperti kemarin yang diberikan seperti bansos penanganan inflasi," jelasnya.
Selanjutnya ialah memasifkam program pemberdayaan guna meningkatkan produktivitas dalam rangka meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat.
"Karena jika perekonomian meningkat maka sudah pasti kehidupan masyarakat juga akan mengikuti dan menyesuaikan. Kita akan jaga terus bagaimana agar perekonomian Lampung tetap terjaga," pungkasnya. (*)